Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yingluck Batal Hadiri APEC

Kompas.com - 09/11/2011, 02:54 WIB

BANGKOK, SELASA - Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, Selasa (8/11), memutuskan batal hadir di pertemuan tingkat tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), 12-13 November, di Hawaii. Pembatalan itu diputuskan karena banjir besar di negerinya belum juga surut.

Tidak hanya ke KTT APEC, Yingluck dan kabinetnya tengah mendiskusikan kehadiran dirinya di KTT ASEAN dan Asia Timur. KTT ASEAN akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, 13-19 November, dihadiri kepala negara ASEAN, Amerika Serikat, China, Jepang, dan Sekretaris Jenderal PBB

Pembatalan kehadiran Yingluck di APEC dinilai bakal merugikan Thailand. Ajang internasional itu bisa menjadi kesempatan Thailand untuk meyakinkan investor asing. Sebagai gantinya, Yingluck mengutus Wakil PM Kittirat Na-Ranong yang juga menjabat Menteri Perdagangan Thailand.

”Saya pikir sekarang saatnya rakyat Thailand saling menolong satu sama lain. Untuk itu, saya telah memberi tahu tuan rumah KTT APEC kalau saya tidak akan datang,” ujar Yingluck.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene, mengaku belum menerima pemberitahuan resmi dari pihak Thailand soal pembatalan kehadiran PM mereka di KTT ASEAN. ”Yang dipastikan tak hadir hanya Kepala Negara Selandia Baru dan Rusia. Alasannya, kedua negara sedang ada momen pemilu,” ujar Tene.

Banjir di Thailand yang terjadi sejak Maret menyebabkan 527 orang tewas. Banjir juga mengancam ibu kota Bangkok yang dihuni 12 juta orang. Menteri Energi Thailand Pichai Naripthaphan memprediksi banjir di Bangkok baru surut sebulan ke depan menyusul perintah evakuasi baru akibat ketinggian air banjir yang terus bertambah.

Agenda

Dampak banjir Thailand menjadi salah satu agenda penting KTT ASEAN di Bali karena banjir ini berdampak luas bagi negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya dampak ekonomi.

”Implikasi dari banjir sangat luas, tidak hanya ke ekonomi. Dalam KTT ASEAN di Bali, fokus kami lebih banyak ke dampak ekonomi,” kata Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo.

Imam mengatakan, selama ini Thailand menjadi basis utama industri elektronik dan otomotif. Banjir membuat perdagangan Thailand dengan negara anggota ASEAN terganggu. Jika tidak ada penyelesaian intensif, dikhawatirkan akan mengganggu target pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.

”Secara umum kami akan membahas potensi bencana alam di kawasan ASEAN dan bagaimana menyikapinya. Banjir di Thailand bisa melanda siapa saja, termasuk Indonesia,” ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Goldman Sachs Global Economics, Commodities, & Strategy Research Mark Tan mengatakan, pihaknya merevisi target pertumbuhan Thailand tahun ini dari 3,8 persen menjadi 2,3 persen. Goldman juga mengoreksi target pertumbuhan 2012 dari 4 persen menjadi 3,6 persen.

Mark mengatakan, banjir di Thailand seharusnya menjadi isu penting di ASEAN. ”Misalnya saja soal relokasi industri. Negara ASEAN mana saja yang siap menerima limpahan dari Thailand. Selain itu, soal naiknya harga beras internasional karena merosotnya pasokan dari Thailand,” katanya. (AFP/AP/Eny/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com