Jakarta, Kompas -
”Semalam, kami masih sempat bergurau. Beliau tidak mengeluh apa-apa, tetapi sempat meminta maaf kepada saya dan ibu. Tadi subuh sempat diberi obat bius kemudian pukul 07.00 terdengar mendengkur lalu setelah diperiksa didapati sudah tiada,” kata Yuli.
Junus Jahja menikahi Tjitjih Rukaesih dan dikaruniai satu putri dan dua cucu. Junus Jahja yang memeluk Islam pada 1979 di bawah bimbingan Buya Hamka merupakan salah satu penanda tangan Piagam Asimilasi di awal 1960-an bersama Auwyang Pengkun atau Petrus Kanisius (PK) Ojong, Ong Hok Ham, Harry Tjan Silalahi, dan sejumlah tokoh Tionghoa lain yang mendorong asimilasi suku Tionghoa ke masyarakat Indonesia melalui pelbagai cara.
”Beliau mendorong asimilasi melalui agama Islam. Melalui agama Islam diharapkan tidak ada sekat perbedaan Tionghoa dan masyarakat Indonesia secara umum yang sebagian besar memeluk Islam,” kata kerabat Junus Jahja, Ali Karim Oei.
Junus Jahja alumnus Nederlands School of Economic, sekarang Erasmus Universiteit. Dia rekan satu almamater mantan Menteri Keuangan Radius Prawiro, mantan Gubernur Bank Indonesia Arifin Siregar, ekonom Kwik Kian Gie, Hendro Budianto, dan sejumlah tokoh ekonom Indonesia lainnya.
Menurut Ali Karim Oei, Junus Jahja merupakan penggagas Yayasan Haji Karim Oei. Yayasan tersebut mendirikan Masjid Lautze yang ada di kawasan Lautze, Jakarta Pusat, Gading Serpong, Tangerang, dan Kota Bandung. Yayasan tersebut aktif memberikan informasi soal Islam terutama kepada masyarakat Tionghoa.
Pekan lalu, ujar Ali Karim Oei, dirinya membahas buku terakhir yang disiapkan Junus Jahja berjudul Obrolan Soal Keindonesiaan. Buku itu akan diterbitkan sepekan setelah pemakaman jenazah Junus Jahja di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Junus Jahja menerima Bintang Mahaputra semasa pemerintahan BJ Habibie dan pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Arifin Siregar yang ditemui di rumah duka mengatakan, Junus Jahja adalah seorang yang menunjukkan komitmen ke-Indonesia-an secara penuh. ”Dia mendorong sesama warga negara untuk berbaur dan saling memahami,” kata Siregar.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.