Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bertekad Serang Iran

Kompas.com - 07/11/2011, 02:40 WIB

Atmosfer politik dan keamanan di Israel menghangat dan terasa dirancang menghadapi peluang menyerang Iran. Presiden Israel Shimon Peres dalam wawancara dengan televisi Israel saluran II, Sabtu (5/11), tiba-tiba mengungkapkan, kemungkinan serangan militer terhadap Iran, baik dilakukan Israel maupun negara lain, meningkat saat ini. Menurut Peres, dinas intelijen beberapa negara yang memantau Iran melaporkan kecemasan mereka, dan mengingatkan para pemimpin negara bahwa Iran hampir memiliki senjata nuklir.

Laporan intelijen beberapa negara Barat menyebutkan, proses pengayaan uranium di Iran mencapai tahap negara itu mampu membuat dua bom atom beberapa bulan mendatang.

Pimpinan Israel kini menunggu laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tentang program nuklir Iran yang akan dirilis pekan ini. Laporan IAEA itu akan menentukan sikap akhir Israel tentang serangan militer ke Iran. Para analis Israel memprediksi serangan militer terhadap Iran akan dilakukan pada musim dingin ini.

Harian Inggris, The Guardian, edisi Selasa (1/11) mengungkapkan, Kementerian Pertahanan Inggris sedang menyiapkan rencana dukungan militer terhadap aksi serangan udara AS dan Israel atas instalasi nuklir Iran. Diungkapkan, delegasi pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Inggris telah mengunjungi Israel untuk konsultasi tentang opsi serangan militer tersebut.

Pemerintah Israel terakhir ini memberi beberapa sinyal, khususnya kepada rakyat Israel, agar bersiap dengan segala kemungkinan jika serangan militer dilancarkan. Itu di antaranya latihan pertahanan sipil di sekitar kota Tel Aviv tentang cara menghadapi serangan rudal balistik secara intensif.

Pemerintah Israel juga mengumumkan kesuksesan uji coba peluncuran rudal balistik jarak jauh yang dirancang sebagai perisai menghadapi serangan rudal balistik milik Iran. Israel mengumumkan pula latihan pesawat tempur Israel di atas wilayah Italia untuk melakukan serangan udara jarak jauh dan sistem pengisian bahan bakar di udara.

Kepala Seksi Politik dan Keamanan Kementerian Pertahanan Israel Amos Gilad mengungkapkan, sejak Iran berusaha melakukan perubahan perimbangan kekuatan di kawasan dengan berupaya membuat senjata nuklir, ancaman Iran semakin nyata. Opsi militer terhadap Iran tetap terbuka karena Iran kini menjadi pusat ancaman bagi masa depan eksistensi Israel.

Pemimpin Redaksi Al Quds Al Arabi Abdul Bari Atawan dalam editorialnya, Selasa, menulis, hanya ada dua kemungkinan tujuan manuver Israel dan AS tentang opsi militer terhadap Iran. Pertama, hanya merupakan aksi perang urat saraf dari Amerika Serikat dan Iran agar Pemerintah Teheran berpikir panjang jika bersikeras membuat bom nuklir. Perang urat saraf itu juga untuk mendorong agar rakyat Iran melakukan revolusi terhadap pemimpinnya, seperti revolusi rakyat di dunia Arab saat ini.

Kedua, Israel dan Barat memang serius ingin melancarkan serangan militer terhadap Iran karena secara kalkulasi bisnis keuntungan yang diperoleh lebih besar dari kerugiannya.

Barat dan Israel bisa menggunakan dana ratusan, bahkan ribuan miliar dollar AS, milik negara-negara kaya Arab Teluk yang disimpan di bank-bank dan lembaga keuangan di AS dan Eropa untuk menyerang Iran. AS telah menggunakan dana milik negara Arab Teluk itu ketika melancarkan perang terhadap rezim Saddam Hussein di Irak tahun 1990 dan 2003. Diperkirakan, dana negara Arab Teluk dari penjualan minyak dan gas yang disimpan di AS dan Eropa saat ini 3 triliun dollar AS. Apalagi, para pemimpin negara Arab Teluk, seperti dilaporkan situs Wikileaks beberapa waktu lalu, mendorong AS agar melancarkan serangan terhadap Iran. (Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com