KOMPAS.com — ABAC Poll meluncurkan hasil risetnya pada Minggu (6/11/2011). Menurut lembaga itu, 72,6 persen warga Thailand kini terlanda kelaparan lantaran harga pangan melambung tinggi.
Ada 1.478 warga yang menjadi narasumber riset itu, kata Xinhua. Para warga adalah korban banjir yang berada di dalam ataupun di luar posko penampungan banjir, baik di pusat maupun pinggiran kota Bangkok. Riset dilakukan pada Selasa (1/11/2011) sampai dengan Sabtu (5/11/2011).
Para narasumber itu memberikan nilai positif 9,5 hingga 10 bagi militer. "Militer memberikan pelayanan dengan pengiriman bahan pangan dengan cepat," kata para narasumber.
Sementara itu, ada 66,3 persen responden di pusat-pusat evakuasi meminta pemerintah membuat pusat data para korban banjir. Dengan cara itu, para korban bisa dengan cepat memperoleh dana bantuan pascabanjir nanti. Lalu, ada 65 persen responden yang meminta agar Pemerintah Thailand ikut membantu perbaikan rumah sehabis banjir.
Terkini
Sampai kini, seturut data yang dimuat di laman Bangkok Post, korban tewas banjir terburuk sejak setengah abad ini di Thailand sudah mencapai 500 orang. Kemudian, ada 9,4 juta warga lainnya yang terkena dampak.
Selanjutnya, 64 provinsi di Thailand terlanda kelaparan akibat banjir. Angka ini setara dengan empat perlima bagian dari Thailand.
Pada bagian berikutnya, puluhan ribu pabrik tak beroperasi akibat banjir. Kondisi itu membuat 600.000 orang kehilangan lapangan pekerjaan.
Kamar dagang dan industri Thailand memperkirakan kerugian akibat banjir mencapai 23 miliar dollar AS andai seluruh Bangkok betul-betul terendam air bah. Sementara produk domestik bruto (GDP) kota Bangkok mencapai 36 miliar dollar AS.
Sampai sekarang, 20 persen kota Bangkok, khususnya kawasan utara, timur, dan barat, masih terendam banjir.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.