Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Dunia Ikut Pemilihan New7Wonders

Kompas.com - 03/11/2011, 14:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelenggaraan pemilihan tujuh keajaiban alam baru (New7wonders of Nature) menjadi kontroversi di Indonesia. Namun, sejumlah pemimpin negara di dunia ikut dalam pemilihan itu dan mengimbau rakyatnya untuk ikut pemilihan tersebut, yang akan berakhir pada 11 November ini.

Duta Besar Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo dalam siaran pers, Selasa (1/11/2011), menyatakan ragu dengan kredibilitas penyelenggara, yaitu New7wonders Foundation. Alasannya, antara lain, meski lembaga itu nyata di dunia maya, alamatnya di dunia nyata tidak jelas. Karena dinilai abal-abal, Djoko pun mengimbau warga untuk hati-hati dan jangan mau jadi korban permainan New7wonders Foundation.

Anehnya, banyak pemimpin negara di dunia yang wilayah alamnya masuk sebagai salah satu dari 28 finalis pemilihan New7wonders of Nature mengikuti survei itu dan mendorong warganya untuk ikut. Dari 28 finalis dalam New7wonder of Nature, Taman Nasional Komodo (TNK)–habitat buaya darat komodo (Varanus komodoensis), yang terletak di Manggarai Barat, Flores, NTT–termasuk. Komodo akan bersaing antara lain dengan Laut Mati (Israel, Jordania, Palestina), Sungai Amazon (Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana Perancis, Guyana, Suriname, dan Venezuela), Pulau Bu Tinah (Uni Emirat Arab), Black Forest (Jerman), Grand Canyon (AS), dan Jeita Grotto (Lebanon).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang adalah atasan Djoko, sudah memberi suara dalam pemilihan itu, dengan memilih komodo, via telepon pada 19 Juni lalu ketika berada di Lombok. Yudhoyono bahkan mengimbau warga, "Mari kita semua ketik KOMODO dan kirim ke 9818", nomor pemilihan untuk komodo via SMS.

Pada pekan sebelumnya,  15 Okobter, Presiden Peru Ollanta Humala juga memberi suaranya untuk kawasan Sungai Amazon, salah satu dari 28 finalis New7Wonders of Nature. Lalu pada 20 Oktober, sehari setelah Yudhoyono, Presiden Polandia Bronislaw Komorowski bersama dua mantan presiden negara itu, Lech Walesa dan Aleksander Kwasniewski, memberikan suaranya di Warsawa untuk finalis negara itu, Masurian Lake District.

Pada 21 Oktober, media Timur Tengah melaporkan, Presiden Lebanon Michel Sleiman telah mengunjungi Jeita Grotto. Setelah memberikan suara untuk goa sepanjang hampir 9 kilometer itu, ia mendesak warga Lebanon di dalam dan luar negeri untuk memilih situs itu dalam pemilihan New7Wonders of Nature.

Seakan tak mau ketinggalan, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum, Perdana Menteri Uni Emirat Arab, dan penguasa Dubai juga telah memilih Pulau Bu Tinah untuk menjadi New7Wonders of Nature. Harian Gulf News pada 1 November melaporkan, Sheikh Mohammad memberi suara dalam sebuah kunjungan ke Bu Tinah Experience, replika dari pulau itu yang dibuat oleh Environment Agency-Abu Dhabi di Abu Dhabi Corniche. Sheikh itu juga mengimbau warga untuk memilih Bu Tinah.

Jauh sebelum itu, tepat pada 26 Juni, harian Israel, Jerusalem Post, melaporkan, PM Israel Benjamin Netanyahu telah memilih Laut Mati sebagai salah satu dari New7Wonders of Nature. "Siapa pun yang pernah ke sana tahu betapa uniknya tempat itu. Itu merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan kami punya satu pesan: pilihan Laut Mati," kata Netanyahu seperti dikutip Jerusalem Post. Ia memberikan suara dalam sebuah tur ke Laut Mati. Ketika itu ia didampingi sejumlah menteri, antara Menteri Pariwisata, Menteri Lingkugan Hidup, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com