Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Cegah Khadafy Capai Gudang Senjata Kimia

Kompas.com - 02/11/2011, 13:11 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com - Kekuatan udara NATO telah mencegah pasukan Moammar Khadafy mencapai gudang penyimpanan gas bubuk rahasia dalam perang sembilan bulan. Demikian dilaporkan The Telegraph, Selasa (1/11/2011).

Seorang mantan pemberontak yang menjadi anggota unit khusus anti-senjata kimia menyatakan, gudang itu telah diawasi sejak awal konflik. Sementara seorang komandan pasukan Khadafy yang tertangkap mengatakan, ancaman serangan dari udara menjadikan pasukan keamanan diktator itu tidak sanggup untuk mencapai gudang senjata mereka sendiri.

Klaim tersebut dibuat saat Dewan Transisi Nasional (NTC) mengungkapkan bahwa rejim Khadafy memiliki dua gudang rahasia yang tersembunyi di padang gurun, di samping salah satu yang telah diumumkan beberapa tahun yang lalu ke PBB. Sepanjang konflik, para pemberontak dihantui rasa takut bahwa Khadafy akan menggunakan senjata kimia untuk melawan mereka.

Pakar Libya, Yussef Safi ad-Din, yang merupakan bagian dari unit khusus anti-senjata kimia yang berbasis di Benghazi, mengatakan, salah satu gudang persediaan berisi senjata, yang menurut dia, "siap untuk segera digunakan militer." Gas bubuk di kedua tempat penyimpanan rahasia yang terungkap itu, kata dia, telah dibuat aman.

Dia mengatakan, selama konflik mata-mata Libya dan NATO memantau ketat jalan ke gudang-gudang itu. Khadafy telah mengungkapkan satu lokasi gudang itu kepada dunia, yaitu yang terletak di oasis Al-Jafra di dekat Waddan di Libya tengah. Namun Khadafy secara cermat menyembunyikan dua yang lainnnya dari PBB.

Seorang mantan komandan pasukan Khadafy yang kini dipenjarakan NTC juga mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AFP bahwa ancaman bom oleh pesawat AS telah mencegah pasukannya mencapai salah satu gudang itu. Mansur Daou, bekas menteri pertahanan yang sekarang dipenjara di Misrata, mengatakan, "Khadafy meninggalkan ide untuk menggunakan senjata kimia, Amerika mengawasi gudang senjata itu terlalu dekat. Kami tidak bisa mendekati gudang-gudang tersebut."

Keberadaan gudang-gudang persediaan itu terungkap setelah Dewan Keamanan PBB menuntut Libya berbuat lebih dalam mengamankan senjata-senjata yang tersisa dari perang saudara itu. Senjata kimia menjadi perhatian khusus, bersama rudal anti-pesawat yang dipikul yang dikhawatirkan bakal jatuh ke pihak Al-Qaeda atau kelompok teroris lainnya.

Para tim ahli Barat, termasuk sejumlah ahli dari Central Intelligence Agency (CIA), diyakini telah berada di Libya untuk membantu NTC dalam mengamankan senjata yang paling berbahaya itu. Rejim Khadafy punya program senjata kimia dan nuklir, tetapi keduanya berhenti setelah kesepakatan tahun 2003 dengan Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com