Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecemasan dalam Tumpukan Senjata

Kompas.com - 01/11/2011, 16:33 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Dewan Keamanan (DK) PBB pantas cemas dengan masa depan Libya. Setidaknya, sepeninggal Moammar Khadafy, negeri itu sejatinya menjadi penimbunan senjata-senjata api mematikan. Menurut warta AP dan AFP pada Selasa (1/11/2011), sangat gampang menemukan senjata serbu AK 47 di Libya. Setidaknya, pasukan oposisi menenteng benda itu ke mana-mana.

Sementara, ada juga kecurigaan soal persenjataan yang dibangun pada masa pemerintahan Khadafy. DK PBB khawatir senjata-senjata itu jatuh ke tangan kelompok-kelompok militan seperti halnya Al Qaeda. 

Dalam sebuah resolusi DK PBB yang dirancang Rusia dan diterima semua anggota dewan, disebutkan stok misil darat ke udara yang sebagian besar adalah model lama produksi Rusia masih memiliki potesni ancaman terhadap pesawat udara.

Pada bagian selanjutnya, resolusi DK PBB ini juga memerintahkan pemerintah sementara Libya mengambil langkah-langkah penting untuk melucuti persenjataan yang dimiliki warga sipil. Lalu, DK PBB juga mendesak negara-negara tetangga Libya mengambil upaya pencegahan penyelundupan persenjataan dari Libya.

NATO

Pekan lalu, DK PBB mendengar  pengawas internasional sedang bekerja untuk mengidentifikasi gudang-gudang senjata Libya. Namun, masih ratusan lokasi yang diduga sebagai tempat penyimpanan senjata harus dikunjungi dan diperiksa.

Sebenarnya selama operasi militer tujuh bulannya di Libya, NATO mengklaim sudah banyak menghancurkan persenjataan militer Libya.

Selama masa itu, NATO secara total melakukan 26.000 razia senjata dan hampir 10.000 serangan udara yang menghancurkan lebih dari 1.000 tank, kendaraan tempur, dan persenjataan. Selain itu, jaringan komando dan kendali militer pasukan pro-Khadafy juga dilumpuhkan. Namun, sejauh ini tidak diketahui secara pasti jumlah senjata yang masih beredar dan berada di tangan warga Libya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com