Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Australia Loloskan Putra Khadafy

Kompas.com - 31/10/2011, 09:06 WIB

TORONTO, KOMPAS.com - Seorang mantan tentara Australia yang bekerja sebagai kontraktor keamanan swasta mengaku telah bantu putra pemimpin Muammar Khadafy, Saadi, melarikan diri dari Libya bulan lalu saat pasukan pemberontak mengambil alih Tripoli.

Mantan tentara itu, Gary Peters, yang sudah lama jadi pengawal Saadi, mengatakan kepada harian Kanada, National Post seperti dikutip AFP, Senin (31/10/2011), bahwa dirinya merupakan bagian dari sebuah tim yang melarikan putra ketiga Khafay itu menyeberangi perbatasan selatan Libya menuju Niger. Peters, yang punya status penduduk tetap di Kanada, kembali ke Toronto pada September. Ia mengalami luka tembak yang tidak diobati di bahu kirinya ketika konvoinya disergap setelah menyeberang kembali ke Libya.

"Saya bukan tentara bayaran," kata Peters kepada National Post. Koran itu mengatakan, laporannya itu telah diverifikasi oleh sejumlah sumber. "Saya bekerja untuk orang khusus, dan telah menjalani (profesi) ini selama bertahun-tahun, untuk perlindungan. Ketika kami pergi ke luar negeri, saya tidak bertempur. Itu (pertempuran) dilakukan tentara bayaran. (Kami) melakukan pertahanan? Ya. Menembak? Ya. Namun untuk pertahanan, demi bos saya, dan itulah yang terjadi. Konvoi (kami) itu diserang dan dua dari kami tertembak."

Peters mengatakan, ia telah menyediakan jasa keamanan untuk anggota keluarga Khadafy sejak 2004. Meskipun ia bekerja sebagian besar untuk Saadi, ia juga mengawal putra-putra yang lainnya, Saif al-Islam dan Hannibal. Ia mengatakan ia mengantar Hannibal dan adiknya perempuannya, Aisyah, ke Aljazair dalam sebuah konvoi.

Peters mengatakan, ia pertama kali bertemu Saadi ketika bertugas di Angkatan Darat Australia saat dirinya ditugaskan untuk melindungi Saadi di Olimpiade tahun 2000 di Sydney. Setelah pindah ke Kanada tahun 2002, Peters mengatakan ia sempat bekerja untuk kontraktor keamanan Blackwater USA, yang kemudian dilarang masuk ke Irak setelah sebuah kasus penembakan pada tahun 2007.

Meskipun Kanada menerapkan sanksi-sanksi PBB yang memberlakukan embargo senjata terhadap Libya, dan membekukan aset Saadi serta anggota keluarga Khadafy yang lain, Peters belum didakwa dengan kejahatan. "Saya tidak melanggar hukum apapun," katanya. "Namun mereka (pemerintah Kanada) harus menyelidiki, itu sah-sah saja."

Peters, yang mengatakan ia sudah berbicara dengan Saadi melalui telepon sejak kembali ke Kanada dan berencana untuk kembali ke Niger pada akhir pekan ini, membela bosnya. "Jika dia seorang pembunuh massal, jelas saya tidak akan bekerja untuk dia," katanya. "Orang itu seorang pria terhormat, tidak melakukan kekerasan."

Menurut Peters, para anggota tim keamanan Saadi berasal dari Australia, Selandia Baru, Irak dan Rusia. Dia mengatakan, mereka semua sebelumnya bertugas sebagai pasukan khusus.

Dia memperingatkan, perang di Libya masih jauh dari selesai. "Jangan percaya bahwa itu akan reda, karena masih ada tiga bersaudara yang sangat, sangat marah. Dan tiga bersaudara itu punya banyak uang," katanya. "Mereka masih punya uang itu. Kami baru saja membeli tiga Land Rover, merek terbaru, anti-peluru. Kami bayar tunai. Itu berarti, uang tak masalah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com