Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Assad Peringatkan Barat

Kompas.com - 31/10/2011, 02:28 WIB

Kairo, Kompas - Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam wawancara dengan harian Inggris, The Daily Telegraph, Minggu (30/10), memberikan peringatan keras bahwa campur tangan Barat di Suriah akan membawa gempa ke seluruh kawasan. Ia juga mengingatkan, campur tangan Barat di negaranya hanya akan melahirkan Afganistan baru.

Assad menyebut konflik di Suriah adalah konflik antara islamis dan nasionalisme Arab sekuler. ”Kami memerangi Ikhwanul Muslimin sejak 1950-an dan terus memerangi mereka hingga saat ini,” katanya.

Menurut Assad, Barat pasti secara bertahap menekan Suriah, tetapi negeri ini berbeda dengan Mesir, Yaman, dan Tunisia. ”Jalannya sejarah Suriah berbeda dari negara Arab lain. Demikian pula kultur politiknya. Suriah adalah tiang kawasan ini. Jika ambruk, akan menggoyang bumi ini hingga terjadi gempa. Apakah Anda ingin melihat Afganistan baru atau puluhan Afganistan lain?” kata Assad yang memangku jabatan presiden sejak tahun 2000 menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad.

Ia menegaskan, problem apa pun di Suriah akan membakar seluruh kawasan. Jika Barat berencana membagi-bagi Suriah, seluruh kawasan akan terpecah belah.

Assad mengakui, aparat keamanan dan militer melakukan kesalahan pada masa-masa awal menghadapi unjuk rasa. Namun, sasaran aparat keamanan dan militer saat ini hanyalah teroris.

”Kami hanya punya sedikit polisi. Hanya militer terlatih yang bisa menghadapi pengikut Al Qaeda. Jika Anda mengirim tentara ke jalan raya, akan terjadi seperti apa yang terjadi di Suriah saat ini,” katanya.

Presiden Suriah itu menegaskan, sekarang hanya memerangi teroris dan wajar jatuh korban tewas dalam jumlah besar. Dia mengklaim cara menghadapi unjuk rasa rakyat di Suriah berbeda dari negara-negara Arab lain.

”Kami tidak menganut kebijakan pemerintah yang keras. Ketika baru enam hari unjuk rasa berjalan, kami segera memprogramkan reformasi. Mungkin awalnya rakyat ragu, tetapi ketika proses reformasi itu dimulai dan problem menurun, rakyat mulai mendukung,” lanjutnya.

Ia mengklaim, jalannya proses reformasi sebenarnya tidak terlambat dan perencanaan harus dari hasil kajian yang matang. ”Menandatangani undang-undang baru hanya butuh 15 detik saja. Namun, jika UU itu tidak sesuai dengan kultur masyarakat Anda, hanya membawa perpecahan dan memperburuk keadaan,” ujar Assad.

Oposisi menolak

Namun, sejumlah pemimpin oposisi mengatakan, paket reformasi yang dilakukan rezim Presiden Bashar al-Assad tak cukup dan tak bermakna. Mereka mendesak Assad untuk mundur.

Paket reformasi yang dilakukan rezim Bashar al-Assad adalah diizinkan menggelar aksi unjuk rasa secara damai dan pembentukan partai politik.

Seorang tokoh oposisi yang bermukim di Damaskus, Qadri Jamil, seperti dikutip situs Aljazeera, mengatakan, dialog yang digelar pemerintah hanya sarana untuk mengulur-ulur waktu. Ia meminta pemerintah menggelar dialog hakiki karena solusi keamanan telah gagal.

”Di depan kita masih ada waktu satu atau dua bulan, setelah itu kita mencapai titik yang tak mungkin bisa kembali lagi,” tambahnya.

Seorang aktivis oposisi di kota Homs mempertanyakan apakah membunuh rakyat setiap hari itu adalah proses reformasi.

Menurut laporan PBB, unjuk rasa anti-Assad sejak Maret lalu menyebabkan 3.000 warga sipil tewas, di antaranya 187 anak kecil serta ribuan lainnya luka-luka. Kelompok oposisi mengklaim, pada Jumat lalu saja jatuh korban 40 tewas. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com