Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Liga Arab Desak Al Assad Hentikan Pembantaian

Kompas.com - 29/10/2011, 12:39 WIB
EditorEgidius Patnistik

DAMASKUS, KOMPAS.com — Para menteri luar negeri Liga Arab mendesak Presiden Suriah Bashar al-Assad menghentikan pertumpahan darah, sementara pasukan keamanan di negara itu menewaskan sedikitnya 36 orang dalam serangan baru terhadap para pemrotes. Aksi kekerasan terbaru itu terjadi saat para pemrotes mendesak pemberlakuan zona larangan terbang seperti yang dilakukan di Libya untuk melindungi penduduk sipil dan tentara yang membangkang, kata satu kelompok hak asasi manusia.

Para menteri luar negeri (Menlu) dari negara-negara Liga Arab mengeluarkan desakan itu dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Jumat (28/10/2011). "Komite tingkat menteri Arab itu menyatakan penentangannya terhadap pembunuhan penduduk sipil yang terus dilakukan di Suriah dan mengharapkan pemerintah Suriah melakukan tindakan-tindakan penting untuk melindungi mereka," kata pernyataan itu.

Sebagian besar korban-korban terbaru itu terjadi di Hama, di utara negara itu dan di Homs di Suriah tengah, kata Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah. Pasukan keamanan Suriah mengepung masjid-masjid untuk mencegah para pemrotes melakukan unjuk rasa setelah shalat Jumat, menembakkan peluru-peluru tajam untuk membubarkan para pemerotes, kata Observatorium yang berpangkalan di Inggris itu.

Mereka membunuh paling tidak 36 orang termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di Provinsi Idlib, mencederai lebih dari 100 orang dan menangkap 500 orang. Hama dan Homs adalah pusat dari protes-protes anti-pemerintah yang melanda Suriah sejak pertengahan Maret dan sampai saat ini, menurut PBB, telah menewaskan lebih dari 3.000 orang, sebagian besar warga sipil.

Militer melancarkan operasi-operasi di Qusayr, dekat perbatasan Lebanon, selama beberapa minggu, di tengah-tengah pertempuran antara pasukan dan tentara yang membelot, kata para aktivis.

Ketua Observatorium itu, Rami Abdel Rahman, mengemukakan kepada AFP di Nikosia bahwa Homs paling banyak mengalami korban sejak gerakan protes itu meletus, sekitar 40 persen dari jumlah pemrotes yang tewas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke