Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICC Lakukan Kontak dengan Saif Khadafy

Kompas.com - 29/10/2011, 07:55 WIB

DEN HAAG, KOMPAS.com — Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) melakukan "kontak informal" dengan Saif al-Islam, putra Moammar Khadafy yang menjadi buron, kata jaksa pengadilan itu, Jumat (28/10/2011).

"Melalui perantara, kami melakukan kontak informal dengan Saif," kata Luis Moreno-Ocampo dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di kantor pusat pengadilan itu di Den Haag, Belanda.

"Kantor jaksa menegaskan bahwa jika ia menyerah kepada ICC, ia memiliki hak untuk didengar kesaksiannya di pengadilan, ia tidak bersalah sampai terbukti bersalah," kata Moreno-Ocampo.

"Hakim yang akan memutuskan," tegasnya.

Saif (39) dan kepala intelijen Khadafy, Abdullah al-Senussi (62), menjadi buron utama setelah rezim Khadafy terguling.  Mereka diburu oleh ICC dengan tuduhan kejahatan atas kemanusiaan, yang dilakukan setelah meletusnya pemberontakan menentang pemerintah Khadafy pada pertengahan Februari. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap ketiga orang itu pada 27 Juni.

Saif pada Selasa menyeberang masuk ke Niger bersama Senussi, kata seorang pejabat Tuareg.

Senussi telah pergi dari Niger ke Mali, kata sumber-sumber keamanan dari kedua negara itu, Kamis, dan ia berada dalam perlindungan suku Tuareg. Tidak diketahui apakah Seif pergi bersama kelompok Senussi.

Pengumuman ICC mengenai kontak informal dengan Seif itu disampaikan di tengah meningkatnya keresahan internasional berkaitan dengan kondisi tidak jelas seputar kematian Khadafy yang tampaknya dieksekusi, setelah kota asalnya Sirte dikuasai pasukan NTC pada Kamis (20/10).

Jenazah Khadafy dimakamkan di sebuah lokasi gurun rahasia, Senin (24/10). Sehari setelah Khadafy tewas, Ketua Komisi HAM PBB Navi Pillay mengatakan, kondisi seputar kematian pemimpin terguling Libya itu tidak jelas dan penyelidikan harus dilakukan.

"Mengenai kematian Khadafy kemarin, keadaannya masih tidak jelas," kata Pillay, melalui juru bicaranya, Rupert Colville, Jumat (21/10).

"Ada empat atau lima versi berbeda mengenai bagaimana ia tewas," katanya. "Harus dilakukan penyelidikan mengenai apa yang kita lihat kemarin," tambah juru bicara itu.

Ada tanda tanya yang belum terjawab seputar kematian Khadafy -- rekaman gambar ponsel tampaknya menunjukkan ia ditangkap dalam keadaan berdarah-darah namun masih hidup dan kemudian dibunuh oleh para penangkapnya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga menyerukan penyelidikan internasional atas kematian pemimpin kawakan Libya itu.

"Gambar yang kami lihat di televisi menunjukkan bahwa ia ditahan ketika terluka, dan kemudian, ketika sudah menjadi tahanan, ia dibunuh," katanya, Jumat (21/10/2011), dalam wawancara yang disiarkan langsung di radio.

Lavrov mendesak penyelidikan internasional atas pembunuhan itu dan menambahkan, Rusia "yakin penyelidikan semacam itu akan dilakukan".

Para pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan, Muamar Khadafy tewas selama pertempuran untuk menguasai kota tempat asalnya, Sirte, pada Kamis (20/10).

Namun, beberapa negara besar Barat yang mendukung pemberontak Libya menguasai Tripoli dua bulan lalu mengatakan, mereka masih mencari konfirmasi mengenai kebenaran berita itu.

Khadafy menjadi buronan sejak NTC menguasai ibu kota Libya, Tripoli, pada Agustus, dan ia berhasil menghindari penangkapan meski pasukan NTC memperoleh sejumlah petunjuk mengenai lokasinya.

Ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang, ketika semakin banyak negara mengakui NTC sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya. Khadafy (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa, bersikeras akan tetap berkuasa meski ditentang banyak pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com