Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pemuda Diselamatkan 100 Jam Setelah Gempa Turki

Kompas.com - 28/10/2011, 05:02 WIB

ERCIS, KOMPAS.com — Petugas penyelamat, Kamis (27/10/2011), mengeluarkan seorang pria muda dari puing-puing bangunan di Turki timur yang dilanda gempa, sekitar 100 jam setelah bencana itu terjadi, kata kantor berita Anatolia.

Tayangan televisi menunjukkan, petugas penyelamat mengusung pemuda itu dengan tandu ke sebuah ambulans.

Saluran berita Kanal 24 mengatakan, pria muda itu bernama Aydin Palak, pelajar yang berusia 18 tahun, tetapi kantor berita Anatolia melaporkan bahwa ia berusia akhir 20-an tahun.

Palak dikeluarkan dari sebuah bangunan yang roboh di kota Ercis, wilayah yang menanggung dampak paling parah dari gempa tersebut.

Palak dibawa ke rumah sakit lapangan di Ercis. Para dokter mengatakan, kondisi kesehatannya dalam keadaan baik meski mereka memutuskan untuk mengirimnya ke sebuah rumah sakit lain di salah satu kota besar untuk perawatan lebih lanjut, kata Kanal 24.

Korban tewas capai 523

Sementara itu, Badan Penanganan Darurat dan Bencana mengatakan, Kamis, korban tewas akibat gempa itu telah mencapai 523 dan 1.650 orang cedera. Sekitar 10.000 orang kehilangan tempat tinggal setelah gempa tersebut, yang terjadi pada Minggu (23/10/2011).

Dalam sebuah pernyataan, badan itu juga mengatakan, 185 orang diselamatkan dari bangunan-bangunan yang roboh sejak gempa itu.

Observatorium Kandilli dan Lembaga Riset Gempa Turki mengatakan, gempa pada 23 Oktober itu terjadi pukul 10.41 GMT (pukul 17.41 WIB) dengan kekuatan 7,2 skala Richter dan kedalaman 5 kilometer. Pusat gempa terletak di desa Tabanli, 20 kilometer sebelah utara kota Van.

Lebih dari 20 gempa susulan mengguncang daerah itu. Turki terletak di kawasan rawan gempa dan hampir setiap hari diguncang gempa-gempa kecil. Pada 1999, dua gempa besar menewaskan lebih dari 20.000 orang di Turki barat laut. Gempa juga mengguncang provinsi Van pada November 1976, menewaskan 5.291 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com