Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utusan PBB: Hati-hati Libatkan Diri pada Libya

Kompas.com - 27/10/2011, 13:57 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Deklarasi kemerdekaan Libya baru-baru ini adalah langkah penting, namun rakyat dan pemerintah sementara di negara itu masih menghadapi tantangan yang harus diatasi, kata wakil khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Libya Ian Martin.

"Dengan selesainya perjuangan kemerdekaan, tantangan yang akan dihadapi rakyat dan pemerintah baru Libya akan sangat berat," kata Martin kepada Dewan Keamanan di Markas PBB, New York, Rabu (26/10/2011) waktu setempat.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat internasional untuk tetap fokus dan hati-hati dalam keterlibatan dengan pihak berwenang di Libya selama masa peralihan ini," kata Martin.

Martin juga mengatakan bahwa PBB harus mengawasi dari dekat prioritas jangka pendek Libya sekaligus tidak terlalu ambisius untuk memaksakan harapan dan program jangka panjang.

Negara Afrika Utara itu mengumumkan deklarasi kemerdekaan dari kekuasaan Moamar Khadafy (23/10/2011), beberapa hari setelah pemimpin yang berkuasa di Libya selama 42 tahun itu terbunuh di kota kelahirannya, Sirte.

Konflik yang dimulai sejak Februari antara rezim Khadafy dan gerilyawan yang berada di bawah payung Dewan Peralihan Nasional (TNC), yang dibantu oleh pasukan NATO, sekarang telah selesai dan Libya menghadapi tugas pembangunan kembali.

Martin mengatakan bahwa tantangan utama Libya dalam masa peralihan ini adalah mengadakan pemilihan umum pertama dalam sejarah mereka belakangan ini.

"Tugas tersebut bukan semata-mata masalah teknis, meskipun memang Libya menghadapi pemilu pertama sejak 45 tahun yang lalu," kata dia.

"Pertama dan yang utama adalah kebutuhan Libya untuk berkonsultasi dengan pihak lain, termasuk dengan masyarakat sipil yang akan membangun konsensus mengenai sistem pemilu pertama," kata dia.

"Persoalan penting lain adalah bagaimana menentukan sistem pemilihan anggota dewan legislatif dan juga membangun komisi pemilihan umum yang independen dan berintegritas," lanjutnya.

NTC juga masih harus membentuk pemerintah sementara. Martin mengatakan bahwa badan ekskutif sementara itu harus bersifat inklusif dan mempunyai kemampuan untuk memimpin dan menyampaikan pada sektor-sektor utama.

Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL), yang baru dibentuk dan dipimpin oleh Martin, telah membantu NTC dengan menyediakan keahlian untuk membantu berbagai aspek peralihan termasuk pemilu, kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com