Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikawal Suku Tuareg, Saif Menuju Niger

Kompas.com - 26/10/2011, 09:18 WIB

NIAMEY, KOMPAS.com — Putra Moammar Khadafy yang kini diburu Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya, Saif al-Islam, di bawah perlindungan suku Tuareg dan dalam perjalanan ke Niger.

Hal itu dikatakan Rissa ag Boula, mantan pemimpin pemberontak Tuareg, yang kini menjadi penasihat Presiden Niger dan anggota dewan kota Agadez, kepada kantor berita AP, Selasa (25/10/2011).

Boula mengatakan, dia melakukan kontak dengan suku Tuareg yang memandu Saif melintasi lautan pasir yang menghubungkan Libya dengan Aljazair, untuk kemudian ke Niger.

Niger merupakan negara di Afrika Barat yang berbatasan dengan wilayah selatan Libya.

Suku Tuareg merupakan salah satu pendukung terkuat Khadafy dan yang membantu Khadafy menegakkan kekuasaannya. Suku ini pula yang membantu salah satu putra Khadafy, Saadi, dan sejumlah jenderalnya untuk mencapai Niger pada September lalu.

"Jika dia (Saif) sampai ke Niger, pemerintah akan menerima dia. Tetapi pemerintah Niger juga perlu menghormati kewajiban internasionalnya," kata Boula.

"Terserah dia untuk memutuskan (apakah terus dalam pelarian atau tinggal di Niger)," lanjut Boula, sambil mengingatkan bahwa Saif juga menjadi buron Mahkamah Kriminal Internasional.

Sebelumnya, pemerintah Niger mengatakan, anggota rezim Khadafy yang diburu Mahkamah Internasional akan diserahkan ke lembaga dunia itu.

Sementara itu kantor berita AFP yang mengutip seorang pejabat Niger melaporkan, posisi Saif kini mendekati perbatasan negara itu. "(Saif) belum sampai di Niger, tetapi sudah dekat," ucap pejabat Niger di Agadez itu.

Dia menambahkan, Abdullah el-Senussi, mantan kepala intelijen Libya serta saudara ipar Khadafy, juga hampir sampai di Niger.

"Keduanya sudah dekat dengan perbatasan Niger. Mereka tidak bisa saling berjauhan," imbuhnya.

Pada Juni lalu, Mahkamah Kriminal Internasional mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Khadafy, Saif, dan Senussi atas "kejahatan terhadap kemanusiaan" yang dilakukan tentara Libya atas perintah mereka untuk menumpas pemberontakan.

Sementara itu, pejabat menteri perminyakan dan keuangan Dewan Transisi Nasional (NTC) ali Tarhuni mengatakan, Saif tidak berbahaya bagi rezim baru Libya. "Dia bukan ancaman. Ayahnya, tentaranya, serta para pembunuh bayarannya sudah ditaklukkan," ujar Tarhuni di Benghazi.

"Saya tidak tahu keberadaannya," lanjut Terhuni saat ditanya apakah dia tahu di mana Saif berada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com