Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Berisiko, AS Tarik Dubes dari Suriah

Kompas.com - 25/10/2011, 06:06 WIB

washington dc, senin - AS memutuskan memanggil pulang duta besarnya untuk Suriah, Robert Ford, dengan alasan ada ancaman terhadap keselamatan pribadi Ford. Belum jelas kapan Ford akan bertugas lagi di Damaskus.

   Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, Senin (24/10), Duta Besar Ford sudah kembali di Washington DC, akhir pekan lalu. Ia ditarik karena ada ”ancaman yang bisa dipercaya terhadap keselamatan pribadinya”.

Haynes Mahoney, Deputi Kepala Misi Diplomatik AS di Kedutaan Besar AS di Damaskus, membenarkan Ford sudah keluar dari Suriah, tetapi menegaskan bahwa Washington belum secara resmi menarik Ford.

Ford, yang bertugas di Suriah sejak Januari, memancing kemarahan Pemerintah Suriah karena terang-terangan membela demonstrasi rakyat menentang rezim Presiden Bashar al-Assad. Bulan Juli, ia mengunjungi kota Hama—salah satu pusat demonstrasi, dan ditemui kelompok demonstran di sana. Langkah Ford ini membuat rezim Assad marah besar dan berusaha membatasi ruang gerak Ford di Suriah.

Staf dilempari

Ford juga beberapa kali menjadi sasaran intimidasi oleh gerombolan preman pro-pemerintah. Bulan lalu, Ford dan beberapa anggota staf Kedubes AS dilempari tomat dan telur saat mengunjungi tokoh oposisi.

Serangan ini diduga menjadi bagian kampanye intimidasi terhadap para diplomat asing yang sedang menyelidiki represi rezim Assad terhadap kelompok-kelompok pro-reformasi.

Aksi demonstrasi di Suriah, yang menjadi bagian dari gelombang Musim Semi Arab dan telah berjalan tujuh bulan, dilawan dengan kekerasan aparat keamanan, yang menurut PBB telah menewaskan sekitar 3.000 orang.

Toner tak menyatakan kapan Ford akan kembali bertugas di Suriah. Menurut Toner, semua itu bergantung pada situasi keamanan Suriah dan sikap Pemerintah Suriah sendiri.

Senator AS John McCain, yang sedang berada di Forum Ekonomi Dunia di Jordania, mengatakan, operasi militer untuk melindungi warga sipil di Suriah saatnya dipertimbangkan setelah operasi udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Libya usai. (AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com