Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkok Tegang karena Banjir, PM Yingluck Berkilah

Kompas.com - 25/10/2011, 05:13 WIB

BANGKOK, SENIN - Jutaan warga Bangkok, Senin (24/10), cemas menunggu datangnya terjangan banjir sambil bersiap-siap mengungsi. Hal itu menyusul peringatan bahwa luapan air banjir di Bangkok sudah tidak dapat lagi dihindari.

Masalahnya, wilayah lain akan terserang banjir lebih parah jika aliran air ke arah Bangkok terus dibendung. Pemerintah kota Bangkok memperkirakan, enam dari 50 kawasan distrik di kota itu akan terendam parah dan terpaksa ditutup sehingga warga harus mengungsi.

”Jika arus air terus mengalir masuk, bisa membahayakan nyawa dan harta benda. Evakuasi akan dilakukan dengan prioritas anak-anak, orang sakit, dan orang tua,” ujar Gubernur Bangkok Sukhumbhand Paribatra.

Thailand dilanda banjir parah akibat hujan deras yang mengguyur sejak tiga bulan terakhir. Banjir besar telah merusak lingkungan dan rumah sedikitnya sembilan juta penduduk Thailand.

Hingga saat ini terdata, sekitar 350 orang tewas akibat banjir di Negeri Gajah Putih itu. Selain banjir, warga di sejumlah tempat juga khawatir akibat lepasnya buaya-buaya dari sejumlah peternakan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan terhadap warga yang wilayah banjir agar berhati-hati dengan aliran listrik dan gigitan ular. WHO juga mengingatkan soal sejumlah penyakit menular, seperti diare dan penyakit kulit.

Pihak Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand juga memerintahkan rumah-rumah sakit menumpuk persediaan obat dan keperluan lain.

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra kembali membela diri dan menolak kritik, yang menyebut pemerintah lamban mengantisipasi banjir. Yingluck berkilah, situasi di lapangan terus berubah dan dia mengatakan tidak menutupi apa pun. Sejak awal. pemerintahan Yingluck dinilai tidak becus dan gagal menginformasikan perkembangan banjir.

Pemerintah Thailand tampak putus asa mengatasi dampak banjir dengan mencoba menguras miliaran meter kubik air dari wilayah-wilayah yang selama ini dilanda banjir di seluruh Thailand.

Pemerintah bahkan berspekulasi dengan mengambil langkah yang sangat berisiko, yakni membuka semua pintu kanal dan aliran sungai yang ada untuk mengalirkan banjir sesegera mungkin ke laut walau aliran air harus melalui wilayah jantung ibu kota. Upaya itu akan dilakukan pada 28-30 Oktober.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com