Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Gempa Turki Kini Melawan Dingin

Kompas.com - 24/10/2011, 10:01 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com — Melawan temperatur dingin dan kegelapan, Senin (24/10/2011) dini hari, tim penolong dan warga bekerja keras untuk mengeluarkan orang-orang yang tertimbun reruntuhan bangunan akibat gempa yang menghantam wilayah timur Turki.

Tayangan televisi menunjukkan tim penolong menggunakan senter, sekop, dan peralatan berat, bahkan dengan tangan kosong untuk mengangkat reruntuhan untuk menemukan orang-orang yang masih hidup.

Setidaknya 138 orang tewas dan 350 terluka dalam gempa yang menurut US Geological Survey bermagnitudo 7,2, gempa paling kuat yang mengguncang negeri itu dalam 10 tahun terakhir.

Gempa itu diikuti setidaknya 20 gempa susulan di salah satu wilayah termiskin Turki itu. Guncangan gempa susulan terkuat bermagnitudo 6,0.

Enam puluh tiga orang tewas di kota Van, 45 lainnya di Ercis, kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. Ditambahkannya, jumlah korban tewas kemungkinan bertambah.

Tim penolong, kata Erdogan, bekerja sepanjang malam untuk menyelamatkan orang-orang yang masih terperangkap di reruntuhan bangunan.

Erdogan menjelaskan, 55 bangunan ambruk di Ercis. Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Turki mengatakan, sekitar 25 gedung apartemen dan satu asrama mahasiswa runtuh.

Para penolong berhasil mengeluarkan sejumlah orang yang cedera dari asrama itu, demikian Bulan Sabit Merah dalam pernyataan mereka. Namun, organisasi itu tidak menyebut jumlah pastinya.

Sementara itu, CNN Turki melaporkan, sebuah fasilitas kesehatan juga roboh. Orang-orang yang terluka kini dirawat di taman rumah sakit itu.

"Orang-orang sangat takut. Mereka yang selamat ini harus menghadapi suhu udara yang sangat dingin," reporter CNN Turki, Nevsin Mengu, melaporkan.

Sampai saat ini banyak penduduk belum berani kembali ke rumah masing-masing. Mereka memilih tidur di jalan atau atap rumah. Belum jelas apakah rumah mereka kini tidak bisa dihuni karena rusak atau karena mereka ketakutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com