Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Panjang Sang Kolonel

Kompas.com - 23/10/2011, 03:09 WIB

Awal kepemimpinan

Sebagai seorang perwira pertama angkatan bersenjata Libya, Khadafy, yang saat itu masih berusia 27 tahun dan sangat karismatik, memang sangat terinspirasi dengan pemikiran serta perjuangan tokoh nasionalis Arab asal Mesir, Gamal Abdel Nasser.

Sedemikian terpengaruhnya dia sampai-sampai sang perwira muda lulusan akademi militer Libya itu mulai mematangkan dan akhirnya menjalankan skenario kudeta militernya menggulingkan pemerintahan monarki Libya ketika itu, pimpinan Raja Idris, yang didukung Pemerintah Inggris.

Pascakudeta tak berdarah 1 September 1969 itu Khadafy, yang lalu menaikkan sendiri pangkat kemiliterannya dari kapten menjadi kolonel itu, naik ke puncak kekuasaan di Libya.

Lebih lanjut, untuk melanggengkan kekuasaannya, pria kelahiran Sirte, 7 Juni 1942, itu membangun sendiri filosofi politiknya. Dia ”mengoplos” gagasan Nasser tentang nasionalisme Arab, sosialisme, dan idealisme dalam Islam.

Dari situ lahirlah kemudian tiga jilid buku filosofi politik Khadafy, dikenal dengan sebutan ”Buku Hijau”, yang resmi dipublikasikan tahun 1975. Pada intinya, menurut Khadafy, pemerintahan Libya harus dibangun dari sekelompok orang (government by the masses).

Dua tahun kemudian, dia memproklamirkan sebuah paham baru, ”Jamahiriya”, yang berarti pemerintahan yang dipimpin oleh jemaah atau kelompok-kelompok.

Secara konkret, menurut versi Khadafy, demokrasi di Libya adalah sebuah demokrasi yang dipimpin oleh Dewan Revolusioner dari kelompok-kelompok lokal, yang pada ujungnya kembali terkonsentrasi di bawah kekuasaannya sendiri.

Selain itu, Khadafy juga diketahui sangat ahli sebagai seorang manipulator politik. Dia mampu mendekati dan bahkan saling mengadu domba suku-suku yang banyak tersebar di Libya.

Tidak hanya dimanipulasi agar saling berkelahi sendiri, Khadafy juga memanfaatkan mereka untuk menghantam institusi atau kelompok lain yang tidak disukainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com