Menurut warta AP dan AFP pada Rabu (19/10/2011), pasukan Turki juga melakukan serangan ke Irak utara. Kawasan itu menjadi basis kelompok perlawanan Kurdi. Sementara itu, Presiden Abdullah Gul berjanji untuk melakukan pembalasan besar.
Serangan itu terjadi sehari setelah pengeboman di propinsi Bitlis yang menewaskan lima polisi. Kawasan ini dianggap sebagai pusat kerusuhan yang diluncurkan pemberontak Kurdi.
Pasukan Turki mengambil tindakan dengan menumpas mereka yang dicurigai simpatisan pemberontak dan melakukan serangan udara ke kawasan Kurdi di Irak utara. Pemberontak Kurdi memperjuangkan otonomi yang lebih besar di kawasan tenggara Turki yang didominasi warga Kurdi.
Serangan kelompok Kurdi sejak pertengahan Juli lalu menewaskan puluhan personil keamanan Turki dan paling tidak 17 warga sipil. Puluhan ribu orang tewas sejak konflik mulai pada 1984.
Bentrokan terakhir ini terjadi di beberapa tempat di Cukurca dan Yuksekova Selasa (18/10/2011) malam sampai dengan Rabu (19/10/2011). Departemen dalam negeri mengatakan 24 tentara tewas dan 18 lainnya terluka.
Sejumlah laporan menyebutkan belum ada pernyataan tanggung jawab dari kelompok pemberontak Kurdi, PKK. "Turki tidak akan terguncang teror...Kami akan lakukan apapun untuk menyelesaikan hal ini," kata Presiden Gul dalam pernyataan yang disiarkan televisi dan dikutip kantor berita AFP.
Perdana menteri dan menteri luar negeri Turki membatalkan kunjungan keluar negeri menyusul pertempuran ini, menurut sejumlah laporan.
Agustus lalu, serangan pemberontak di Cukurca menewaskan sembilan tentara. Serangan itu ditanggapi dengan pengeboman oleh pesawat tempur Turki atas pangkalan Kurdi di Irak utara, menewaskan sekitar 160 pemberontak.
Pemerintah Turki telah menekankan akan meminta polisi berperan lebih besar dalam meredam pemberontakan. Namun begitu, gagasan ini ditentang sejumlah kalangan yang mengatakan polisi tidak memiliki peralatan selengkap tentara.