Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Jujur Tentang Informasi Nuklir

Kompas.com - 19/10/2011, 19:31 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Penyampaian informasi tentang nuklir yang berimbang, jujur dan komprehensif dengan cara yang sederhana dan komunikatif kepada masyarakat dapat mengubah persepsi negatif mengenai energi nuklir dan PLTN, kata peneliti sosial dan komunikasi dari Universitas Tanjungpura, Dr Netty Herawati.

Netty Herawati kepada wartawan Rabu (19/10/2011) mengatakan, hal itu terlihat dalam sejumlah pertemuan yang dilakukan dengan berbagai masyarakat dan kalangan di Kalbar mengenai nuklir dan PLTN.

Menurut dia, ada dua model sosialisasi yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat guna mendukung rencana pembangunan PLTN di Kalbar. "Yakni berupa informasi publik dan edukasi. Dengan sasaran masyarakat perkotaan dan daerah terpencil dan pedalaman," kata Netty Herawati.

Implementasi dari dua model tersebut berupa sosialisasi nuklir dan PLTN dalam bentuk diskusi fokus dalam grup, dialog interaktif melalui media massa, penulisan artikel tentang PLTN dan nuklir, serta seminar ilmiah.

Netty Herawati dalam desain strategi dan pengembangan informasi dan pendidikan publik mengenai rencana pembangunan PLTN di Kalbar, melakukan diskusi fokus di Kecamatan Pontianak Utara (Kota Pontianak) dan Kecamatan Kayong Utara (Kabupaten Kayong Utara).

"Dalam diskusi tersebut, cukup efektif karena terjadi komunikasi dua arah, pesan yang ingin disampaikan dapat diterima sehingga tujuan sosialisasi agar masyarakat mempunyai wawasan dan pemahaman tentang nuklir dan PLTN," katanya.

Sedangkan saat sosialisasi melalui radio, antusias pendengar dari berbagai daerah di Kalbar sangat menggembirakan. Netty mengakui, pada awalnya, masyarakat yang minim pengetahuan dan wawasan tentang nuklir memiliki persepsi yang negatif.

"Umumnya mengidentikkan nuklir dengan bom atom. Karena itu pada umumnya masyarakat sangat mengkhawatirkan terjadinya kecelakaan atau kebocoran reaktor nuklir yang dampak radiasinya sangat membahayakan," kata doktor lulusan Universitas Padjadjaran Bandung itu.

Ia menambahkan, hal itu tidak terlepas dari pemberitaan di massa yang sangat intensif memberitakan tentang PLTN setiap kali terjadi kecelakaan atau kebocoran nuklir.

"Pemberitaan tentang manfaat di berbagai kehidupan dan kontribusi PLTN yang banyak beroperasi di negara maju, serta perkembangan teknologinya, hampir-hampir tidak tersampaikan secara memadai ke masyarakat," ujarnya.

Ia yakin, dengan model sosialisasi dan informasi publik yang tepat, persepsi positif dari masyarakat selanjutnya menumbuhkan kesadaran untuk ikut memikirkan solusi atas permasalahan krisis listrik secara nasional.

"Bahkan sebagian besar diantara khalayak yang setuju, menyatakan harapan dan dukungannya terhadap rencana pemerintah untuk membangun PLTN di Indonesia," kata Netty Herawati.

Kalbar memiliki kandungan Uranium yang terukur sekitar 25 ribu ton. Badan Tenaga Nuklir dalam studi awal merekomendasikan pembangunan PLTN di Kalbar dengan kapasitas 1.000 Mega Watt (MW).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com