Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Palestina Mulai Dipindahkan

Kompas.com - 18/10/2011, 07:57 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Pemerintah Israel sejak Minggu (16/10/2011) mulai memindahkan 477 tawanan Palestina dari penjara tempat mereka ditahan selama ini ke dua tempat penampungan sementara di Gurun Negev, Israel. Selasa ini, sebagian tahanan akan dipindahkan ke Gurun Sinai di Mesir untuk melangsungkan proses pertukaran tahanan.

Kedua pihak telah menyepakati Selasa ini sebagai hari pertukaran tawanan tahap pertama. Sebagian besar tahanan akan langsung dibawa ke Jalur Gaza begitu Sersan Gilad Shalit (25) kembali ke wilayah Israel dengan selamat. Sebagian tahanan lagi akan dipulangkan ke Tepi Barat.

Sebanyak 40 tahanan akan dibuang ke negara ketiga. Pihak Hamas menyebutkan, mereka akan diterbangkan ke Turki, Qatar, dan Suriah dari Kairo, Mesir. Di Kairo, para tahanan ini akan disambut pemimpin Hamas, Khaled Meshaal.

Berbagai emosi berkecamuk di kalangan warga Palestina ataupun Israel menjelang pertukaran tahanan bersejarah ini. Sebanyak 1.027 tahanan Palestina akan ditukar dengan pembebasan seorang prajurit Israel yang ditahan Hamas di Jalur Gaza sejak 2006.

Di kalangan warga Palestina, para tawanan, yang sebagian sudah ditahan Israel puluhan tahun, itu adalah pahlawan dalam memperjuangkan kedaulatan bangsa Palestina. Namun, bagi warga Israel, sebagian tawanan itu adalah teroris yang telah membunuh orang-orang yang mereka cintai.

Pihak Hamas, yang merundingkan pertukaran tahanan ini dengan Israel melalui perantara Mesir dan Jerman, menetapkan hari Selasa sebagai hari libur nasional di Jalur Gaza dan menyiapkan penyambutan bagi para pahlawan. Panggung terbuka didirikan serta bendera Hamas dan Palestina dikibarkan sepanjang jalan.

”Saya sangat bahagia, (tetapi) saya tak tahu apa yang akan saya lakukan, bagaimana saya akan memeluk dia? Sudah 20 tahun berlalu,” kata ibu Baseem al- Kurd, anggota Hamas yang ditahan Israel sejak 1992, dan menjadi salah satu tahanan yang akan dibebaskan.

Samira (51), warga Desa Kobar, Tepi Barat, juga berharap-harap cemas menanti pembebasan suaminya, Fathi Barghouti (57), yang sudah ditahan Israel sejak 1978. Sejak 2002, Fathi ditahan satu sel bersama anak laki-lakinya, Shadi, yang tak termasuk dalam daftar tahanan yang dibebaskan pada tahap pertama ini. ”Saya tak bisa membayangkan bagaimana rasanya Fathi keluar dan meninggalkan Shadi di dalam sel,” ujar Samira.

Kerabat korban marah

Di Israel, kesepakatan pertukaran tahanan ini didukung 79 persen rakyat Israel, seperti terungkap dalam jajak pendapat yang dimuat harian Yedioth Ahronoth, Senin. Meski demikian, beberapa kerabat para korban serangan Palestina memprotes keras kesepakatan yang dianggap tidak adil ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com