Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota di Utara Ekuator Harus Waspada

Kompas.com - 17/10/2011, 14:48 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Banjir besar berpotensi terjadi di kota yang terletak sebelah utara ekuator/katulistiwa. Ini karena pengaruh siklon tropis atau pusat tekanan rendah di sekitar Filipina, Laut China Selatan, dan Thailand terhadap wilayah di Indonesia.

Penyebab serupa yaitu intensitas siklon tropis berkepanjangan memicu terjadinya banjir besar di Thailand saat ini.

"Hujan dapat menyebabkan banjir pada daerah-daerah rawan banjir di Aceh, Medan, Pontianak, Samarinda, dan kota-kota lainnya yang terletak di sebelah utara ekuator," ucap Sutopo Purwo Nugroho, kandidat doktor riset pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Senin (17/10/2011) ketika dihubungi sedang berada di Padang, Sumatera Barat.

Ia menjelaskan kerawanan akan banjir pada daerah-daerah itu disebabkan posisi kota-kota ini yang berkembang pada daerah dataran banjir di hilir dari sungai-sungai besar. Untuk Jakarta, dikatakannya, banjir umumnya dipengaruhi adanya pusat tekanan rendah di sekitar selatan Jawa Barat atau Pantai Barat Sumatera, di sebelah selatan ekuator.

Sedangkan kota-kota lain di selatan Jawa seperti Bali, NTB, dan NTT dipengaruhi siklon tropis di utara Australia. Sementara itu dari analisa Badan Meteorologi, Klimatogi, dan Geofisika menunjukkan, pada bulan Januari-Februari 2012, ketika posisi matahari tepat di atas Jawa, suplai awan konvektif (awan hujan) dari suhu muka laut yang naik masih tinggi.

Saat ini, penyimpangan kenaikan suhu muka laut di Pasifik barat menimbulkan badai berkepanjangan yang menimbulkan hujan lebat hingga banjir di Asia Tenggara, termasuk Thailand.

Kondisi itu berpotensi masih akan lama. Laut mempunyai karakter penyimpan panas yang baik. Akibatnya, anomali suhu muka laut di Pasifik barat itu diperkirakan masih akan terjadi hingga puncak musim hujan di Indonesia, awal tahun depan. Siklus banjir pada puncak musim hujan awal 2012 juga dipengaruhi Osilasi Madden-Julian (OMJ) di Samudra Hindia.

Fenomena OMJ itu, pada musim hujan, menimbulkan hujan deras yang berulang pada periode 40 hari hingga 60 hari. Hal itu berpengaruh kuat meningkatkan intensitas hujan, terutama saat puncak musim yang menimbulkan banjir di beberapa lokasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com