Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Pembebasan Warga Palestina Dimulai

Kompas.com - 17/10/2011, 08:31 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Pemerintah Israel, Minggu (16/10), mengumumkan nama 477 narapidana asal Palestina yang akan dibebaskan dalam tahap pertama pertukaran tawanan dengan pihak Hamas di Palestina. Meski warga Israel diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan secara hukum, pertukaran ini diduga akan berjalan mulus.

Dari 477 nama yang diumumkan, sebanyak 27 di antaranya adalah perempuan narapidana. Media setempat melaporkan, 27 perempuan tahanan ini akan dibebaskan begitu Sersan Gilad Shalit (25), prajurit Israel yang ditahan Hamas sejak Juni 2006, menyeberang dari Jalur Gaza ke Sinai di wilayah Mesir.

Setelah itu, 450 tahanan pria baru akan dibebaskan Israel setelah Shalit masuk ke wilayah Israel dari Sinai. Shalit kemudian akan diterbangkan ke pangkalan militer Tel Nof di dekat Tel Aviv untuk berkumpul kembali dengan keluarganya.

Dalam pengumuman, yang disampaikan Dinas Penjara Israel, disebutkan, sebanyak 131 tahanan Palestina akan langsung dipulangkan ke rumah mereka di Jalur Gaza, 55 tahanan ke Tepi Barat, dan enam tahanan Arab- Israel ke rumah mereka di wilayah Israel. Sebanyak 55 tahanan lagi diiizinkan pulang ke rumah mereka di Tepi Barat dengan berbagai persyaratan.

Meski demikian, sebanyak 203 tahanan asal Tepi Barat tidak diizinkan pulang ke rumah mereka. Sebanyak 145 tahanan hanya boleh pulang ke wilayah Palestina di Jalur Gaza dan 40 orang lagi dibuang ke negara ketiga. Sejumlah 18 tahanan akan tinggal di Jalur Gaza selama tiga tahun sebelum diizinkan pulang ke Tepi Barat.

 Dalam kesepakatan pertukaran tawanan, yang difasilitasi Mesir dan Jerman, pekan lalu, Israel akan membebaskan 1.027 tahanan asal Palestina sebagai ganti pembebasan Shalit. Setelah pembebasan 477 tahanan tahap pertama ini, 550 tahanan lainnya akan menyusul dalam dua bulan mendatang.

Kesepakatan pertukaran tawanan ini diprotes sebagian warga Israel karena beberapa nama tahanan yang diumumkan itu adalah pelaku beberapa serangan mematikan terhadap Israel, seperti pengeboman kelab malam di Tel Aviv tahun 2001 yang menewaskan 21 orang dan serangan ke Hotel Netanya tahun 2002 yang menewaskan 29 orang.

Warga Israel diberi waktu 48 jam untuk mengajukan keberatan secara hukum, dan beberapa keluarga korban serangan tersebut telah memasukkan keberatan mereka ke pengadilan. Namun, pertukaran tawanan itu diduga akan berjalan mulus.

”Kecuali Mahkamah Agung (Israel) mengintervensi, atau ada orang di Gaza yang jadi gila (untuk membatalkan perjanjian), sepertinya kesepakatan ini akan berjalan dalam dua hari mendatang,” tutur Yaakov Amidror, penasihat keamanan nasional Pemerintah Israel.

Jajak pendapat di Israel menunjukkan, dua pertiga warga Israel mendukung kesepakatan ini. Warga di Palestina ataupun Israel bersiap menggelar perayaan menyambut pembebasan tawanan.(AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com