Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan Senjata dari Lebanon Marak

Kompas.com - 17/10/2011, 08:22 WIB

BEIRUT, KOMPAS.com - Revolusi di Suriah yang tak kunjung berakhir membuahkan peluang bisnis yang subur bagi para penyelundup senjata, terutama dari Lebanon, berupa senjata otomatis, granat, dan senapan untuk berburu.

Mereka yang berada di belakang aksi perdagangan senjata itu, menurut ahli senjata yang berdomisili di Damaskus, Suriah, Peter Harling, bukanlah partai- partai politik yang bermain di balik aksi perlawanan untuk meruntuhkan dominasi kaum Alawy di Pemerintah Suriah, tetapi orang-orang yang mengambil untung dalam waktu singkat.

”Terlihat bahwa sebuah pasar dengan cepat berkembang di negara yang—tak seperti halnya Lebanon, Irak, Yaman, atau Libya— sebelumnya tak banyak beredar senjata,” kata Peter Harling dari Kelompok Krisis Internasional, kelompok ahli yang mengamati perdagangan dan penyelundupan senjata.

Kepada AFP, Peter Harling mengungkapkan bahwa para ”spekulan senjata” itu hanya memiliki motivasi uang, setidaknya untuk saat ini.

”Saya tak sependapat dengan klaim Pemerintah Suriah, yang mengatakan bahwa kekuatan- kekuatan asing bermain di balik semua ini,” kata Harling.

”Rakyat di kedua belah pihak di Suriah membeli senjata untuk membela diri mereka sendiri,” katanya.

”Penduduk di desa kaum Alawy mempersenjatai diri karena rasa ketakutan mereka terhadap serangan oposisi, utamanya kaum Sunni, yang juga melakukan hal sama: mempersenjatai diri,” katanya.

Maka, aksi perdagangan dan penyelundupan senjata di Suriah itu berkembang biak lantaran kebutuhan untuk mempertahankan diri meningkat.

Seorang diplomat di Beirut, ibu kota Lebanon yang tak mau disebutkan jati dirinya, membenarkan bahwa aksi penyelundupan senjata dari Lebanon ke Suriah, belakangan ini meningkat. Diplomat ini pun menilai aksi ini didalangi bukan oleh partai-partai politik oposisi, tetapi oleh individu-individu yang cari untung.

Diplomat itu justru mencatat, hal ini sungguh ironis dengan kenyataan sebelumnya bahwa dulu senjata-senjata itu justru diselundupkan dari Suriah ke negara-negara tetangga, seperti Lebanon atau Irak.

”Kini mejanya terbalik, dalam kasus ini, katakanlah, si penggigit kini digigit...,” kata diplomat ini pula.

Sejak revolusi mulai berkecamuk pada pertengahan Maret silam di Suriah, Pemerintah Damaskus menuduh para loyalis mantan PM Lebanon, Saad Hariri—yang seorang Sunni— diam-diam mendanai dengan uang tunai dan senjata pada kaum oposisi di Suriah. Hariri membantah tudingan tersebut.

Sampai saat ini, otoritas Lebanon sudah menahan sejumlah orang berkewargaan Lebanon dan juga Suriah atas tuduhan penyelundupan senjata. Dari pemeriksaan terungkap, yang laris belakangan ini adalah jenis senjata pemburu, senapan otomatis, dan granat.(AP/AFP/Sha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com