Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertukaran Tawanan Selasa

Kompas.com - 15/10/2011, 02:12 WIB

Jerusalem, Kamis - Pertukaran tawanan, yang disepakati pihak Hamas dari Palestina dan Pemerintah Israel, dijadwalkan berlangsung Selasa pekan depan. Pada tahap pertama pertukaran ini, pembebasan prajurit Israel Gilad Shalit akan diikuti dengan pembebasan 450 warga Palestina.

Pihak Hamas, Kamis (13/10), mengatakan, Shalit akan dikembalikan ke Israel dari Jalur Gaza melalui Mesir. ”Pada hari Selasa, Shalit secara resmi diantarkan ke wilayah Mesir. Dia dibawa ke Mesir secara rahasia pada saat yang sama dengan pembebasan 450 tahanan Palestina,” tutur Abu Mujahid, juru bicara Komite Perlawanan Populer, salah satu kelompok yang menangkap Shalit tahun 2006.

Sebelumnya, pejabat Otoritas Palestina di Tepi Barat mengatakan, 450 warga Palestina yang ditahan Israel dibebaskan Selasa depan. Pejabat yang tak disebutkan namanya ini mengatakan bahwa Shalit diperkirakan tiba di Israel sehari kemudian setelah sebelumnya dibawa dari Gaza ke Mesir melalui pintu perbatasan Raffah, dan kemudian diterbangkan ke Israel. Tidak disebutkan dari wilayah mana di Mesir, Shalit akan dipulangkan.

Departemen Kehakiman Israel juga menyatakan akan mengumumkan daftar tahanan Palestina yang dibebaskan, Minggu. Warga Israel diberi waktu 48 jam untuk mengajukan keberatan secara hukum tentang orang yang dibebaskan itu.

Negosiasi pembebasan Shalit, yang ditangkap dalam penyerangan lintas perbatasan dari Gaza pada 25 Juni 2006, berlangsung selama lima tahun tanpa hasil. Baru pada perundingan terakhir yang difasilitasi Mesir, kesepakatan itu tercapai dan diumumkan Selasa malam.

Dalam kesepakatan tersebut, Shalit akan ditukar dengan 1.027 warga Palestina yang ditahan Israel, terdiri dari 1.000 tahanan laki-laki dan 27 perempuan. Pembebasan warga Palestina tersebut dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dibebaskan 450 tawanan, pekan depan, dan tahap kedua dibebaskan 550 tahanan, dua bulan mendatang. Belum diketahui kapan 27 tahanan perempuan akan dibebaskan.

Kesepakatan ini sebenarnya tidak memuaskan kedua belah pihak dan mendapat protes pihak lain di negara masing-masing. Otoritas Palestina di Tepi Barat, yang dikuasai kelompok Fatah— rival Hamas—menganggap pertukaran tawanan ini bertujuan mengalihkan perhatian dunia dari usaha Presiden Mahmoud Abbas mencari pengakuan kedaulatan Palestina di PBB.

”Tentu saja pada saat popularitas Presiden Abbas naik setelah pidatonya di Majelis Umum (PBB), kita harus mempertanyakan pemilihan waktunya. Apakah ini bertujuan mendongkrak popularitas Israel dan Hamas melawan Palestina dan Presiden Abbas?” tanya Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki kepada stasiun televisi France 24 di Paris, Perancis, Kamis.

Pejabat Palestina lain mengkritik beberapa poin kesepakatan yang tidak menyertakan pembebasan tokoh-tokoh politik utama Palestina, seperti pemimpin kelompok Fatah Marwan Barghouti; pemimpin Front Populer Pembebasan Palestina Ahmad Saadat; dan salah satu tokoh Hamas, Abdullah Barghouti.

Kesepakatan itu juga mengatur sekitar 178 tahanan yang dibebaskan pada tahap pertama tak diizinkan pulang ke Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Mereka hanya diizinkan tinggal di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang dikuasai Hamas dan dipagari rapat oleh Israel. Sekitar 40 tahanan bahkan tak boleh kembali ke wilayah Palestina dan dideportasi ke negara lain.

Di Israel, kesepakatan ini mendapat tentangan para menteri di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang khawatir hal ini sama saja dengan membebaskan teroris. Netanyahu sendiri dikabarkan ”terpaksa” menyetujui kesepakatan tersebut di tengah gelombang perubahan di Timur Tengah, yang dikhawatirkan menutup peluang pembebasan Shalit di masa mendatang. (AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com