Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Rusuh Kairo Menjadi 24 Orang

Kompas.com - 10/10/2011, 16:35 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Mesir memberlakukan jam malam di Kairo mulai Minggu (9/10/2011) malam pascakerusuhan yang menewaskan 24 orang, yang sebagian besar penganut Kristen Koptik.  

Lebih dari 200 orang terluka dalam bentrokan yang meletus dalam unjuk rasa umat Koptik pada Minggu. Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai itu berakhir dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan.

Sedikitnya, lima orang tewas akibat diterjang kendaraan tentara, yang "ngebut", kata imam masyarakat kecil Koptik, sementara saksi menyatakan melihat mayat lain dengan luka tembak.

Beberapa pegiat menuding hasutan dukungan pemerintah mengakibatkan pertumpahan darah itu, yang memicu mengkhawatirkan perselisihan aliran memburuk.

Perdana Menteri Essam Sharaf menyeru Muslim dan Kristen Mesir tidak menyerah pada hasutan, yang disebutnya sebagai "api, yang membakar semua orang".

Saat polisi tentara memberi jaminan bahwa keadaan tenang kembali di ibu kota itu, Sharaf di televisi umum memperingatkan bahwa Mesir dalam bahaya akibat bentrok maut sejak Mubarak digulingkan pada Februari.

Sharaf, yang ditunjuk dewan militer, yang berkuasa setelah unjuk rasa besar menjatuhkan Mubarak, mengepalai pemerintah sementara sampai pemilihan umum, yang dewan itu janjikan akan demokratik.

Jam malam pukul 02.00 hingga 07.00 (07.00-12.00 WIB) itu diberlakukan di daerah dari Maspero ke alun-alun Abbassiya, sementara keamanan ditingkatkan di sekitar gedung parlemen dan bangunan resmi lain di pusat kota Kairo.

"Peristiwa ini membawa kita mundur, bukan maju untuk membangun negara modern atas dasar demokrasi sehat," kata Sharaf.

Pada halaman Facebook-nya, Sharaf mengatakan, "Yang terjadi bukan bentrok Muslim dengan Kristen, tapi upaya memancing kekacauan dan ketidakpuasan."

Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi antihuru-hara dan prajurit penjaga gedung televisi pemerintah itu, setelah ribuan orang ikut dalam pawai dari daerah Shobra.

Ketegangan berubah saat pengunjuk rasa mulai melemparkan batu dan membakar dua mobil, kata saksi. Saluran televisi itu menyatakan satu kendaraan tentara dibakar. Pasukan keamanan menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan itu dan puluhan orang lari.

"Mampuslah marsekal," kata pengunjuk rasa berteriak saat berpawai ke Maspero, mengacu pada Marsekal Hussein Tantawi, yang mengepalai dewan tentara.

Umat Kristen Koptik merupakan minoritas di Mesir, hanya 10 persen dari 80 juta penduduk negara itu. Mereka sering menjadi sasaran serangan.

Ratusan warga Koptik ikut dalam unjuk rasa pada Rabu di luar gedung televisi negara itu atas pembakaran gereja di provinsi Aswan, Mesir selatan, pada 30 September. Pada unjuk rasa itu mereka menuntut gubernur Aswan dipecat.

Gereja di desa Merinab itu diserang setelah gubernur Mustafa Seyyed dilaporkan mengatakan Koptik membangun gedung itu tanpa izin perencanaan, kata televisi negara.

Kabinet sementara berjanji membuka kembali gereja, yang ditutup, dan melonggarkan pembatasan pembangunan gereja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com