Beijing, Minggu
Pernyataan Hu itu disampaikan dalam peringatan 100 tahun Revolusi Xinhai, yang mengakhiri kekuasaan Kekaisaran China, di Balai Agung Rakyat, Beijing. Para tokoh Partai Komunis, termasuk mantan Presiden Jiang Zemin (85), hadir dalam acara tersebut.
”Melakukan reunifikasi melalui cara-cara damai adalah jalan paling pas untuk memenuhi berbagai kepentingan mendasar rakyat China, termasuk para kompatriot (di) Taiwan. Kita harus memperkuat penolakan kita terhadap kemerdekaan Taiwan serta mempererat hubungan dan kerja sama di antara para kompatriot kedua pihak,” seru Hu.
Menurut dia, kedua pihak harus bersama-sama menyembuhkan ”luka sejarah”. ”Bekerja bersama untuk mendorong pengembangan hubungan lintas selat yang damai harus menjadi tujuan kedua pihak,” ungkap Hu.
Revolusi Xinhai, yang terjadi Oktober 1911, berhasil menggulingkan Dinasti Qing dan mengakhiri pemerintahan kekaisaran yang telah menguasai China selama ribuan tahun. Sebagai gantinya, didirikan Republik China yang dimotori para tokoh nasionalis China.
Namun, republik ini hanya bertahan sampai tahun 1949, saat kelompok komunis mengambil alih dan mendirikan Republik Rakyat China (RRC). Sisa-sisa republik itu kemudian melarikan diri ke Taiwan dan mempertahankan nama Republik China sebagai nama resmi negara meski Beijing tetap berkeras Taiwan adalah bagian dari wilayah kedaulatan RRC.
Hubungan kedua negara membaik sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada 2008 dan mempromosikan kerja sama perdagangan lintas selat. Saat ini, China adalah mitra perdagangan dan tujuan investasi terbesar pengusaha Taiwan. Namun, rakyat Taiwan masih khawatir suatu saat China akan merebut kembali negara pulau itu secara paksa dengan kekuatan militer.