Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hu Jintao Serukan Reunifikasi China

Kompas.com - 10/10/2011, 02:19 WIB

Beijing, Minggu - Presiden China Hu Jintao, Minggu (9/10), menyerukan reunifikasi China dan Taiwan. Menurut Hu, kembalinya Taiwan ke pangkuan China adalah jalan terbaik untuk memenuhi harapan rakyat kedua pihak.

Pernyataan Hu itu disampaikan dalam peringatan 100 tahun Revolusi Xinhai, yang mengakhiri kekuasaan Kekaisaran China, di Balai Agung Rakyat, Beijing. Para tokoh Partai Komunis, termasuk mantan Presiden Jiang Zemin (85), hadir dalam acara tersebut.

”Melakukan reunifikasi melalui cara-cara damai adalah jalan paling pas untuk memenuhi berbagai kepentingan mendasar rakyat China, termasuk para kompatriot (di) Taiwan. Kita harus memperkuat penolakan kita terhadap kemerdekaan Taiwan serta mempererat hubungan dan kerja sama di antara para kompatriot kedua pihak,” seru Hu.

Menurut dia, kedua pihak harus bersama-sama menyembuhkan ”luka sejarah”. ”Bekerja bersama untuk mendorong pengembangan hubungan lintas selat yang damai harus menjadi tujuan kedua pihak,” ungkap Hu.

Revolusi Xinhai, yang terjadi Oktober 1911, berhasil menggulingkan Dinasti Qing dan mengakhiri pemerintahan kekaisaran yang telah menguasai China selama ribuan tahun. Sebagai gantinya, didirikan Republik China yang dimotori para tokoh nasionalis China.

Namun, republik ini hanya bertahan sampai tahun 1949, saat kelompok komunis mengambil alih dan mendirikan Republik Rakyat China (RRC). Sisa-sisa republik itu kemudian melarikan diri ke Taiwan dan mempertahankan nama Republik China sebagai nama resmi negara meski Beijing tetap berkeras Taiwan adalah bagian dari wilayah kedaulatan RRC.

Hubungan kedua negara membaik sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada 2008 dan mempromosikan kerja sama perdagangan lintas selat. Saat ini, China adalah mitra perdagangan dan tujuan investasi terbesar pengusaha Taiwan. Namun, rakyat Taiwan masih khawatir suatu saat China akan merebut kembali negara pulau itu secara paksa dengan kekuatan militer. (AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com