Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Tuding Militer AS

Kompas.com - 08/10/2011, 19:17 WIB
Josephus Primus

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara, Sabtu (8/10/2011) menuduh militer AS melakukan kejahatan di Korea Selatan, sehari setelah seorang pejabat senior AS meminta maaf atas tuduhan pemerkosaan seorang remaja oleh tentara Amerika.    

Satu komentar yang disiarkan oleh media pemerintah menyerukan  berulang-ulang terhadap penarikan pasukan Amerika, yang telah berpangkalan di Korea Selatan sejak perang 1950-53, untuk mencegah serangan Korea Utara. "Tidak satu hari berlalu tanpa kejahatan di Korea Selatan berkaitan dengan kekerasan pasukan AS," kata kantor berita resmi Korut dalam komentarnya.    

Infanteri Amerika Serikat Divisi Kedua, yang dikerahkan di dekat perbatasan dengan Korea Utara, pada Kamis menyerahkan hak asuh tersangka  pemerkosa kepada pihak berwenang  Korea Selatan. Polisi Jumat mengatakan  bahwa tentara  swasta AS lainnya kini sedang diselidiki untuk pemerkosaan seorang gadis 18 tahun dalam insiden terpisah.    

Tersangka dalam kasus yang dilaporkan mengklaim perbuatan seks yang dilakukan berdasarkan suka sama suka. "Saya ingin secara pribadi dan atas nama pemerintah Amerika Serikat mengambil kesempatan ini untuk meminta maaf kepada rakyat Korea untuk peristiwa tragis dan pemerkosaan yang tak termaafkan ini," kata Asisten Menlu AS Kurt Campbell Jumat.    

Campbell mengunjungi Seoul untuk membuat perjanjian bagi pertemuan puncak 13 Oktober di Washington antara presiden AS dan presiden Korea Selatan.    

Militer AS juga telah meminta maaf atas insiden tersebut dan memberlakukan selama sebulan jam malam terhadap tentara di negara itu.    

Kejahatan oleh militer AS yang beranggotakan 28.500 prajurit itu menjadi masalah sensitif di Korea Selatan, meskipun keberadaan pasukan diperlukan untuk mencegah serangan Korea Utara.    

Protes-protes besar  anti-Amerika pecah setelah sebuah kendaraan lapis baja Amerika menewaskan dua siswi dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 2002. Protes-protes itu  secara luas dianggap telah membuka jalan bagi kemenangan politisi condong berhaluan kiri Roh Moo-Hyun dalam pemilihan presiden tahun itu.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com