Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nobel untuk Peran Perempuan

Kompas.com - 08/10/2011, 04:48 WIB

OSLO, JUMAT - Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf; aktivis hak-hak perempuan Liberia, Leymah Gbowee; serta jurnalis dan aktivis prodemokrasi Yaman, Tawakkul Karman, berbagi Hadiah Nobel Perdamaian 2011. Mereka berhak atas hadiah prestisius itu atas perjuangan tanpa kekerasan mereka demi perlindungan hak-hak perempuan.

Dalam sambutan resminya, Presiden Komite Nobel Norwegia Thorbjoern Jagland mengatakan, ketiga perempuan itu layak mendapat Hadiah Nobel Perdamaian ”atas perjuangan tanpa kekerasan mereka demi keselamatan kaum perempuan dan demi hak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam usaha membangun perdamaian”.

”Kita tak akan bisa meraih demokrasi dan perdamaian abadi di dunia kecuali kaum perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki untuk membawa pengaruh pada pembangunan di seluruh lapisan masyarakat,” kata Jagland dalam pengumuman pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2011 di Oslo, Norwegia, Jumat (7/10).

Johnson Sirleaf (72) mencetak sejarah dengan menjadi perempuan pertama yang memenangi pemilihan presiden di Benua Afrika. Menurut Komite Nobel Norwegia, sejak pelantikannya menjadi Presiden Liberia pada 2006, Johnson Sirleaf telah memberikan kontribusi dalam memelihara perdamaian di Liberia, mendorong pembangunan sosial dan ekonomi, serta memperkuat posisi kaum perempuan di negara yang baru saja keluar dari perang saudara tersebut.

Gbowee (39) adalah seorang aktivis perdamaian, yang mengorganisasi para perempuan dari golongan Muslim dan Kristen untuk bersatu menggelar mogok seks bersama guna memaksa kaum laki-laki di Liberia—terutama para panglima perang—untuk menghentikan perang saudara.

Komite Nobel memuji kiprah Gbowee yang ”mengorganisasi perempuan dari latar belakang etnik dan agama berbeda untuk mengakhiri perang panjang di Liberia, serta menjamin partisipasi perempuan di pemilu”.

Aktivis politik

Tawakkul Karman (32) adalah seorang wartawan dan aktivis politik yang menjadi salah satu tokoh utama dalam gerakan rakyat Yaman menuntut lengsernya Presiden Ali Abdullah Saleh.

Demonstrasi besar-besaran di Yaman, yang dimulai akhir Januari lalu dan masih berlanjut hingga saat ini, menjadi bagian dari Musim Semi Arab (Arab Spring), yakni gelombang revolusi prodemokrasi yang melanda dunia Arab sejak akhir tahun lalu.

Komite Nobel memuji Karman, yang ”dalam berbagai keadaan yang penuh cobaan, baik sebelum dan selama Musim Semi Arab, memainkan peran memimpin dalam perjuangan demi hak- hak perempuan serta demi demokrasi dan perdamaian di Yaman”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com