Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Kedokteran Siapkan Pembunuhan Karzai

Kompas.com - 06/10/2011, 13:08 WIB

KABUL, KOMPAS.com — Badan intelijen Afganistan menyatakan, Rabu (5/10/2011), aparatnya menggagalkan rencana untuk membunuh Presiden Hamid Karzai setelah menangkap seorang pengawal dan lima orang yang terkait dengan Al Qaeda dan jaringan Haqqani.

Para perencana serangan itu, termasuk mahasiswa dan seorang guru besar kedokteran, dilatih untuk melancarkan serangan-serangan di ibu kota Afganistan, Kabul, dan merekrut salah seorang pengawal Karzai. Hal ini disampaikan Direktorat Keamanan Nasional (NDS).

"Sebuah kelompok berbahaya yang mencakup dosen dan mahasiswa ingin membunuh Presiden Hamid Karzai," kata juru bicara Lutfullah Mashal dalam jumpa pers.

"Celakanya mereka menyusup ke sistem perlindungan Presiden dan merekrut salah seorang pengawal Presiden," lanjut juru bicara itu.

Mashal menambahkan, mereka yang ditangkap memiliki hubungan dengan tiga orang yang mencakup seorang warga Mesir dan seorang Banglades. Mereka anggota Al Qaeda dan jaringan Haqqani yang bermarkas di wilayah suku Waziristan Utara Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

Kelompok itu merupakan bagian dari "kelompok paling canggih" yang mengaku dilatih menggunakan senapan dan roket, serta melakukan serangan bom bunuh diri, dengan sasaran yang mencakup pejabat tinggi pemerintah.

Mashal menambahkan, mereka juga menyatakan telah menerima uang 150.000 dollar AS untuk mendanai kegiatan mereka dan berencana membunuh Karzai dalam salah satu perjalanannya di luar ibu kota Afganistan.

Karzai sedikitnya telah tiga kali mendapat usaha pembunuhan sejak menjadi presiden pada 2002. Yang paling menonjol adalah pada April 2008, ketika gerilyawan menembakkan senapan dan roket ke arah parade militer yang dihadirinya di dekat istana presiden di Kabul.

Gerilyawan meningkatkan serangan pembunuhan terhadap politikus. Serangan itu termasuk menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar,  Juli lalu, dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul pada bulan lalu.

Konflik meningkat di Afganistan dengan jumlah kematian warga sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi pada tahun lalu. Hal ini terjadi ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com