LOS ANGELES, RABU - Dokter pribadi mendiang raja pop dunia Michael Jackson, Conrad Murray, memesan dan ”memborong” 255 ampul obat penenang kategori kuat jenis propofol sekitar dua bulan sebelum kematian penyanyi legendaris itu.
Fakta itu diketahui dari pengakuan Tim Lopez, apoteker yang menjual obat-obatan itu. Dalam persidangan, Selasa (4/10/2011), Lopez menyebutkan bahwa Murray tidak pernah mengatakan untuk siapa obat penenang dalam jumlah besar itu.
Selain memesan propofol, Murray juga memesan sejumlah besar obat-obatan lain, termasuk krim pemutih, ke perusahaan obat tempat Lopez bekerja, Applied Pharmacy Services. Semua keterangan itu disampaikan Lopez dalam pengadilan di Mahkamah Agung.
Dalam persidangan, Lopez juga merinci pemesanan-pemesanan Murray sepanjang April-Juni 2009, termasuk 255 ampul propofol dan beberapa galon obat-obatan.
Lopez juga menyebut, Murray tidak pernah mengatakan alamat pengiriman bukan klinik tempat Murray berpraktik sebagai dokter, melainkan alamat apartemen wanita simpanan Murray di Santa Minica.
Murray diadili sejak pekan lalu dalam kasus kematian Jackson. Dia dituduh bertanggung jawab atas overdosis obat penenang berefek sangat kuat pada Jackson, yang sering meminta obat pelelap tidur.
Jackson tewas pada 25 Juni 2009 di hunian mewah yang dia sewa di Holmby Hills. Rencananya, Jackson akan menggelar konser besar di London, Inggris.
Dalam persidangan itu juga ditampilkan seorang saksi lain, Sade Anding. Dia adalah pelayan di sebuah restoran minuman dan juga teman Murray. Anding mengenal Murray saat bertemu di sebuah restoran di Houston pada Februari 2009.
Anding mengatakan sempat mendengar suara bergumam dan orang batuk-batuk saat berbicara lewat telepon dengan Murray. Kejadian ini berlangsung pada menit-menit menjelang kematian Jackson. Anding menerima telepon dari Murray sekitar pukul 23.51 pada 25 Juni.
Setelah berbicara sekitar lima atau enam menit, Anding mengaku sadar kalau Murray sudah tidak lagi bersamanya di telepon. Namun, dia mengaku masih bisa mendengar orang bercakap-cakap dari kejauhan.
”Suaranya terdengar samar- samar karena sepertinya teleponnya dimasukkan ke dalam saku (Murray). Saya memanggil-panggil dia, tetapi saya tidak mendengar apa-apa lagi,” ujar Anding.
Penasaran dengan hal itu, Anding mengaku kemudian menempelkan lekat-lekat pesawat telepon ke telinganya. Saat itu dia sayup- sayup mendengar suara orang menggumam dan diikuti batuk.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.