Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Kecam Turki Soal Radar Antirudal

Kompas.com - 06/10/2011, 05:08 WIB

TEHERAN, RABU - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengkritik Turki lantaran bersedia dijadikan lokasi penempatan sistem radar peringatan dini anti-serangan peluru kendali milik NATO.

Sistem radar itu diyakini Iran hanya bertujuan melindungi wilayah Israel, terutama dari kemungkinan serangan rudal-rudalnya jika satu waktu nanti pecah perang di antara mereka.

Dalam pernyataan bersamanya bulan lalu, pihak Amerika Serikat dan Turki menyebutkan, sistem radar itu untuk membantu mereka mendeteksi ancaman serangan peluru kendali yang datang dari luar kawasan Eropa.

Diketahui, sistem radar anti- peluru kendali itu sudah akan mulai dioperasikan akhir tahun ini.

”Sistem radar ini sebetulnya lebih bertujuan melindungi wilayah Zionis (Israel). Mereka (AS dan NATO) ingin memastikan peluru-peluru kendali kami tidak sampai menjangkau Israel, kalau-kalau satu hari nanti negara itu menyerang kami (secara militer),” ujar Ahmadinejad dalam wawancara langsung di stasiun televisi.

Ahmadinejad lebih lanjut mengaku sudah menghubungi Turki dan memberi tahu bahwa apa yang telah dilakukan negara itu salah dan sama sekali tak memberi keuntungan bagi Turki.

”Namun, yang harus diingat, penempatan sistem radar seperti itu tidak akan mampu mencegah kejatuhan rezim Zionis,” ujar Ahmadinejad.

Selama ini Turki memang dikenal sebagai negara anggota NATO dengan kekuatan militer terbesar kedua. Turki, dengan semakin meningkatnya perekonomian mereka, diketahui semakin pula berpengaruh di kawasan Timur Tengah.

Turki memang berupaya mendekatkan diri dengan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Iran. Namun, belakangan hubungan antara Ankara dan Teheran agak meregang dalam kasus Suriah.

Pemerintah Turki bersikap kritis kepada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang menjalankan kebijakan tangan besi saat menghadapi kelompok oposisi dan pengunjuk rasa di Suriah belakangan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com