Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Stop Bantuan, Pembangunan Tepi Barat Berhenti

Kompas.com - 05/10/2011, 10:13 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com - Kongres Amerika Serikat telah memutuskan untuk membekukan bantuan bernilai 200 juta dollar AS yang dialokasikan buat Pemerintah Otonomi Palestina (PNA). Hal itu berdampak pada dihentikannya pembangunan di Tepi Barat Sungai Jordan, kata seorang pejabat senior Selasa (4/10/2011).

Menteri Ekonomi PNA,Hassan Abu Lebda mengatakan kepada Xinhua, bahwa badan AS bagi Pembangunan Internasional (USAID) memberi tahu dia bahwa Kongres AS akan membekukan bantuan buat PNA.

"USAID menghentikan pembiayaan banyak proyek di berbagai bidang, termasuk air, jalan dan sektor lain di Tepi Barat," kata Abu Lebda. Ditambahkannya, orang yang bekerja di semua proyek itu telah kehilangan pekerjaan mereka.

Abu Lebda menyesali keputusan AS tersebut. Ia memperkirakan sampai akhir Oktober, 200 lagi pekerja dan pegawai yang mengerjakan proyek pembangunan yang didanai oleh USAID akan kehilangan pekerjaan.

"Tindakan ini yang menghalangi uang yang dialokasikan untuk memperkokoh Pemerintah Otonomi Nasional Palestina menghalangi upaya Palestina untuk mempersiapkan berdirinya negara Palestina," kata Abu Lebda.

Kongres AS mengambil keputusan untuk membekukan bantuan bernilai 200 juta dolar AS untuk PNA, setelah Presiden PNA Mahmoud Abbas mengajukan permohonan ke PBB bagi anggota penuh negara Palestina.

Namun, para pejabat PNA mengatakan pemerintah AS belum secara resmi memberi tahu mereka mengenai keputusan untuk membekukan bantuan itu. AS mengancam akan memotong bantuan jika Palestina menuntut keanggotaan penuh di PBB.

Setiap tahun, PNA menerima bantuan sebanyak 500 juta dolar AS dari Amerika Serikat, kebanyakan digunakan untuk pembangunan prasarana serta sekolah dan rumah sakit.

Nafez Abu Baker, ahli ekonomi dari Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, telah memperingatkan mengenai konsekuensi negatif atas ekonomi Palestina akibat keputusan AS untuk membekukan bantuan buat PNA.

"Sektor pendidikan dan kesehatan akan sangat terpengaruh oleh keputusan itu, dan puluhan orang Palestina akan tetap kehilangan pekerjaan dan persentase pengangguran di wilayah Palestina akan bertambah," kata Abu Baker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com