Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculikan 1997-1998 Masih Gelap

Kompas.com - 05/10/2011, 09:46 WIB
Iwan Santosa

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Lembaga perlindungan HAM Amnesty International (AI) menuntut penuntasan penculikan paksa 13 aktivis oleh militer Indonesia pada 1997-1998. Juru kampanye AI Josef Benedict melalui surat elektronik, dari London, Rabu (5/10/2011), mengatakan, pihaknya menuntut pihak berwenang Indonesia untuk memulai secepatnya investigasi yang independen, imparsial, dan efektif atas keadaan dan keberadaan ke-13 aktivis politik yang hilang, dengan kerangka investigasi yang menyeluruh atas penghilangan paksa di Indonesia.

"Amnesty International juga menyerukan kepada Presiden Indonesia untuk menjamin para pelaku diadili dalam pengadilan yang independen dan peradilan yang memenuhi standar keadilan internasional. Amnesty International juga menyerukan Presiden untuk menjamin reparasi atas semua korban penghilangan paksa dan atau keluarga mereka," ujar Benedict.

Penghilangan paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan kejam; pelanggaran baik terhadap hak orang yang dihilangkan dan orang yang menyayangi mereka. Selama keadaan dan keberadaan orang yang dihilangkan belum diketahui oleh keluarga, penghilangan paksa merupakan pelanggaran yang berkelanjutan dan tetap berlangsung hingga bertahun-tahun setelah kejadian penculikan.

Selain merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berdiri sendiri, tindakan penghilangan paksa melanggar serentang hak asasi manusia lainnya, termasuk kebebasan dari penahanan sewenang-wenang; hak pengakuan sebagai orang di hadapan hukum, hak untuk tidak menjadi subyek penyiksaan dan tindakan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan lainnya; dan sering juga hak atas hidup.

Keadaan dan keberadaan ke-13 aktivis politik yang dihilangkan pada 1997-1998, semasa bulan-bulan terakhir kekuasaan Presiden Soeharto, tetap belum terungkap. Lima orang menjadi korban penghilangan paksa tahun 1997 dan delapan orang dihilangkan pada masa krisis politik di awal 1998.

Sembilan orang lainnya yang ditangkap dan disiksa oleh militer saat ditahan tanpa komunikasi dengan dunia luar dalam fasilitas militer di Jakarta tahun 1998, yang kemudian dilepas, telah mengonfirmasikan setidaknya enam aktivis yang hilang ditahan di fasilitas yang sama.

Penyelidikan militer yang dibentuk pada Agustus 1998 mengakui sembilan orang tersebut telah diculik oleh militer, namun tidak menemukan bukti keterlibatan militer dalam penghilangan paksa 13 orang lainnya. Tidak ada dokumen dari penyelidikan tersebut yang dibuka ke publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com