Menteri Perekonomian Palestina Hassan Abu Libdeh mengatakan, efek penghentian bantuan oleh Kongres itu mulai terasa. Libdeh mengaku mendapat kabar dari pejabat USAID—lembaga bantuan luar negeri AS—di Ramallah, Tepi Barat, Senin (3/10), bahwa paling tidak dua proyek pembangunan terpaksa ditunda karena tidak ada dana.
Dua proyek tersebut meliputi program pengembangan sektor swasta Palestina senilai 55 juta dollar AS dan program peningkatan iklim investasi di Palestina senilai 26 juta dollar AS. Libdeh mengatakan, 50 orang yang terlibat dalam dua proyek itu sudah diberhentikan pekan lalu, dan 200 orang lainnya menyusul diberhentikan November.
Beberapa kementerian lain melaporkan, beberapa proyek yang didanai USAID turut ditunda, termasuk program lima tahun untuk peningkatan pelayanan kesehatan yang bernilai 85 juta dollar AS.
Libdeh mengatakan, langkah penghentian bantuan oleh Kongres itu kontraproduktif dengan proses perdamaian yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
”Kami sangat menyesalkan keputusan Kongres AS ini, yang kami lihat sebagai langkah untuk menyabotase kemampuan kami mewujudkan negara Palestina. Ini sebuah langkah politik yang mencerminkan sikap bias yang membuta terhadap kepentingan Palestina, dan tak akan membantu usaha Pemerintah AS untuk melanjutkan perundingan (antara Palestina dan Israel),” kata Libdeh.
Para anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR AS dan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS membekukan bantuan ekonomi sebesar 200 juta dollar AS kepada Palestina, akhir Agustus. Keputusan itu diambil sebagai bentuk kemarahan mereka atas langkah Palestina meminta pengakuan kedaulatan di PBB.
Hal ini membuat pemerintahan Obama terjepit. Di satu sisi, Obama tidak setuju dengan langkah Palestina tersebut dan sudah mengancam akan memvetonya. Di sisi lain, dia juga keberatan Kongres AS membekukan bantuan bagi Palestina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, uang bantuan AS tersebut digunakan untuk membangun dan memperkuat beberapa institusi di Palestina guna menyongsong berdirinya negara Palestina merdeka di masa depan.