Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bebas, Mantan PM Libya Mogok Makan

Kompas.com - 30/09/2011, 01:45 WIB

Pada 7 September, Mayor Khuildi Hamidi, salah seorang pengikut Khadafy, ditangkap di bandara internasional Tunis-Carthage ketika ia bersiap-siap naik pesawat tujuan Casablanca, Maroko.

Hamidi, yang mengambil bagian dalam kudeta Libya 1969 dan telah lama memimpin badan intelijen militer di negaranya, juga diadili karena memasuki Tunisia secara ilegal. Namun, kemudian ia dibebaskan. Pembebasannya ditangguhkan karena jaksa naik banding pada Kamis lalu.

Keberadaan Khadafy hingga kini tidak diketahui secara jelas. Dari tempat persembunyiannya, ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang ketika semakin banyak negara mengakui Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Dewan itu kini sedang dalam proses memindahkan pemerintah mereka ke Tripoli dari markas sebelumnya di Benghazi setelah mencapai kemenangan-kemenangan atas pasukan Khadafy.

NTC, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai pemberontak, sejauh ini melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel pemimpin Libya Moammar Khadafy.

Negara-negara besar yang dipelopori AS, Perancis, dan Inggris membantu mengucilkan Khadafy dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.

Kelompok pemberontak Libya kini telah memasuki Tripoli dan rezim Khadafy telah dianggap jatuh oleh banyak kalangan.

Negara-negara yang telah mengakui NTC sebagai perwakilan sah rakyat Libya, antara lain China, Rusia, Mesir, Chad, Turki, Uni Emirat Arab, Australia, Inggris, Perancis, Jerman, Gambia, Italia, Jordania, Malta, Qatar, Senegal, Spanyol, dan AS.

Khadafy (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa. Khadafy bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com