Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ihwal Syahwat Pemanjang Ketegangan

Kompas.com - 28/09/2011, 18:09 WIB

KOMPAS.com - Gedung Kedutaan Besar Jepang di Seoul, Korea Selatan, akan mendapat kawan baru. Namanya, Monumen Perdamaian.

Menurut rencana, sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (28/9/2011), monumen itu bakal dibangun oleh sokongan sejumlah perempuan tua yang mengaku, pada masa sekitar Perang Dunia II, menjadi budak seks tentara Jepang.

Lantaran ide itulah, Jepang pun terkesan berang. "Kementerian Luar Negeri Jepang telah meminta kami untuk mencegah rencana pendirian monumen perdamaian," kata pejabat Kemenlu Korsel.

Namun permintaan tersebut, menurut seorang pejabat, sulit direalisasikan pemerintah Korsel. Soalnya, pembangunan monumen di negara mereka tidak memerlukan persetujuan pemerintah

Sebuah LSM yang mewakili korban perbudakan seks tentara Jepang -seperti dilaporkan kantor berita Yonhap- menyatakan monumen akan dibangun pada Desember nanti, bertepatan dengan 1.000 hari unjuk rasa menuntut pertanggungjawaban pemerintah Jepang atas kejadian tersebut.

Tiap Rabu

Demonstrasi atas perilaku tentara Jepang pada masa perang digelar secara rutin oleh para korban setiap hari Rabu di depan Kedutaan Besar Jepang. Mereka meminta permintaan maaf dan pemberian kompensasi langsung dari pemerintah Jepang.

Korsel sebelumnya telah mengajukan upaya perundingan dengan Jepang tentang masalah ini. Kendati begitu, Jepang tidak menanggapinya.

Persoalan perbudakan seks oleh tentara Jepang selama menduduki Korea, bagaimanapun menjadi isu paling sensitif dalam hubungan kedua negara. Korea diduduki oleh Jepang secara brutal mulai tahun 1910 sampai 1945.

Jepang sejauh ini telah mengakui bahwa tentaranya selama masa perang menggunakan budak seks, tetapi menolak memberikan kompensasi langsung kepada korban. Alasan yang selalu dikemukakan adalah bahwa masalahnya sudah dituntaskan dalam perjanjian normalisasi dengan Korsel pada 1965.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com