Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara Ingin Serang Iran

Kompas.com - 28/09/2011, 15:06 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com Utusan Perancis untuk PBB, Selasa (27/9/2011) malam, memperingatkan bahwa Iran menghadapi risiko serangan militer jika negara itu terus melanjutkan program nuklirnya. Sejumlah negara tidak bisa terima jika Iran memiliki senjata nuklir.

Dalam komentar jujur yang mengejutkan pada diskusi panel di New York, Duta Besar Perancis, Gerard Araud, menjelaskan pernyataan Presiden Nicolas Sarkozy bahwa mungkin akan ada "serangan pencegahan" terhadap republik Islam itu. Saat ditanya, apa yang akan terjadi jika Iran sudah sukses membuat sebuah senjata nuklir, Araud mengatakan, "Secara pribadi saya yakin bahwa sejumlah negara tidak akan menerima prospek itu."

Duta besar itu mengatakan, bahaya akan konflik itulah yang menjadi alasan mengapa Perancis, Inggris, Jerman, Amerika, Rusia, dan China berusaha untuk bernegosiasi dengan Teheran. "Jika kita tidak berhasil saat ini mencapai negosiasi dengan Iran, ada risiko besar akan terjadi aksi militer," kata Araud. Ia tidak mengatakan siapa yang akan menggelar aksi tersebut. "Itu akan menjadi operasi yang sangat rumit. Aksi tersebut akan punya konsekuensi bencana di wilayah itu," kata duta besar itu, yang pernah melakukan negosiasi dengan Iran di masa lalu. "Semua negara Arab sangat khawatir dengan apa yang mungkin terjadi dengan upaya nuklir Iran," katanya.

Para pemimpin Barat berulang kali menuduh Iran berusaha membuat bom nuklir, dan Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan empat putaran sanksi terhadap Republik Islam itu. Iran berkeras, program pengayaan nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan damai dan telah menolak untuk menghentikan pengayaan atau mengizinkan inspeksi yang dituntut masyarakat internasional. Negera itu juga keberatan dengan komentar "serangan pencegahan" Sarkorzy, dan mengatakan bahwa Iran akan membalas setiap serangan apa pun.

Araud mengatakan, para perunding Eropa telah menyimpulkan bahwa Iran tidak ingin berunding dengan masyarakat internasional dan "terus maju" dengan programnya. "Kami telah mencoba segalanya. Tidak satu batu pun yang terlewatkan," tambahnya.

Utusan Perancis itu dan utusan-utusan lain di Dewan Keamanan mengatakan, mereka tidak melihat adanya langkah apa pun untuk menerbitkan sanksi baru, setidaknya dalam enam bulan ke depan. Rusia dan China menentang setiap sanksi baru, dan pada pertemuan Majelis Umum PBB bulan ini para menteri kedua negara telah menyerukan lagi penyelesaian yang perlu dinegosiasikan dengan Iran. Amerika Serikat dan sekutu Barat telah menyerukan sanksi yang ada agar diterapkan lebih ketat. Amerika Serikat serta Israel pun telah menolak untuk mengesampingkan aksi militer dalam mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton kini tengah melakukan negosiasi dengan Iran untuk sebuah pembicaraan baru yang memungkinkan. Dia bertemu Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi di sela-sela sidang PBB. Menteri luar negeri Inggris dan Perancis juga mengadakan pembicaraan dengan Salehi di New York untuk menegaskan kembali oposisi mereka terhadap program nuklir negara itu.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada pekan lalu menawarkan untuk menghentikan produksi uranium yang diperkaya dalam level rendah jika masyarakat internasional bisa menyediakan uranium buat Iran. Ahmadinejad mengatakan, Iran menginginkan uranium yang diperkaya 20 persen untuk sebuah reaktor medis yang akan membuat isotop untuk pengobatan kanker.

Namun, negara-negara Barat mengatakan, Iran sudah memiliki cukup uranium untuk reaktor itu dan setiap tambahan uranium lagi akan digunakan untuk membuat senjata nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com