Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri 13 Korban Sri Murah Rezeki

Kompas.com - 28/09/2011, 14:24 WIB

BADUNG, KOMPAS.com - Tiga belas korban hilang kapal terbalik Sri Murah Rezeki di perairan Nusa Lembongan, Kabupaten Karangasem, Bali, sejak 21 September meninggalkan misteri.

Tujuh hari sudah jasad mereka tak mengambang. bahkan, sarung atau udeng (ikat kepala pada pakaian adat di Bali) nya pun tak terlihat. Bagi Kepala Kantor SAR Denpasar wilayah Bali I Ketut Parwa tak biasa dan sulit dijelaskan dengan teori.

 

Alasannya, korban hilang di laut itu biasanya muncul atau mengambang setelah dua hari hingga tiga hari. "Ini sudah hilang sampai tujuh hari dan radius pencarian sudah lebih dari 10 mil dari lokasi terbalik, tetap tidak muncul. Sarungnya pun tidak," kata Parwa yang 23 tahun memimpin SAR Denpasar.

 

Dengan ekpresi sedih, Parwa pun kesulitan menjelaskan kepada wartawan bagaimana mereka tidak bisa ditemukan. Bayangkan saja, dua helikopter sampai tiga kapal KRI dikerahkan serta ratusan orang terlibat tak ada tanda-tanda baik jasad maupun pakaian muncul di permukaan atau tersangkut.

 

Bahkan, pihaknya sudah meminta bantuan paranormal untuk menunjang teori pencarian korban. "Kata sarkun (sebutan paranormal di SAR) mengatakan mereka masih berada di palung-palung dan mungkin suatu saat akan muncul. Hanya saja entah kapan...," jelas Parwa.

 

Ia pun hanya bisa meminta maaf kepada keluarga korban. Karena pihaknya belum berhasil menemukan jasad korban, meski segala upaya dikerahkan.

 

Sementara Kepala BMKG wilayah Denpasar I Wayan Suardana menjelaskan juga secara meteorologi, dan geofisika pada saat kejadian tidak dalam keadaan waspada. Artinya, cuaca dan arus baik serta gelombbang wajar kurang dari 1,5 meter.

 

"Jadi, ya, saya juga tidak tahu penyebabnya. Karena cuaca dan lautan tengah baik-baik saja," kata Suardana.

Lalu, apakah ada kaitan angka 13 (jumlah korban hilang) dengan misteri itu? Parwa dan Suardana pun hanya bisa menjawab hanya Tuhan yang tahu..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com