Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tangkap Anggota Parlemen Hamas

Kompas.com - 27/09/2011, 03:07 WIB

YERUSALEM, KOMPAS.com - Polisi Israel hari Senin (26/9/2011) menangkap seorang anggota parlemen Hamas yang berlindung selama lebih dari setahun di kantor Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Yerusalem Timur, kata seorang juru bicara kepolisian.

Ahmad Attoun berlindung di gedung ICRC bersama seorang anggota parlemen Hamas yang lain dan seorang mantan menteri pemerintah Hamas setelah pihak berwenang Israel membatalkan izin tinggal mereka.

Israel merebut Yerusalem Timur dalam perang pada 1967 dan menganggap semua Yerusalem adalah ibu kota negara Yahudi itu, namun klaim tersebut tidak diakui oleh dunia.

Juru bicara kepolisian itu dan seorang penjaga keamanan di gedung ICRC mengatakan, polisi paramiliter yang menyamar sebagai orang Palestina menangkap Attoun di pintu gerbang perkantoran itu.

Ia ditahan sehari setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebutkan kasus orang-orang itu dalam pernyataan ketika kembali ke Tepi Barat dari PBB, dimana ia meminta pengakuan kenegaraan penuh Palestina.

Dua anggota lain Hamas masih berada di dalam bangunan tersebut.

Dalam pernyataannya, Abbas menuduh Israel melakukan pembersihan etnik yang mencakup pengusiran wakil-wakil terpilih dari Yerusalem.

Dalam pernyataan yang diterbitkan pada Juni 2010, setelah Israel memerintahkan mereka meninggalkan Yerusalem, ketiga orang Hamas itu menulis, "Kami sebagai putra-putra Yerusalem tidak pernah meninggalkannya sebelumnya... Kami menekankan bahwa kami akan tetap berada di sini dan tidak akan pernah pergi."

Militer Israel bulan ini juga menangkap anggota parlemen lain Hamas, Mohammad Abu Tir, yang diusir dari Yerusalem Timur ke Tepi Barat pada 2010.

Sekitar 20 dari 74 wakil Hamas di Dewan Legislatif Palestina saat ini ditahan oleh Israel, sebagian besar dari mereka ditangkap di Tepi Barat setelah Oktober 2010.

Hampir semua dari orang-orang itu termasuk dalam kelompok 64 anggota parlemen dan menteri yang ditangkap oleh Israel setelah penangkapan prajurit Israel Gilad Shalit oleh Hamas dan pejuang lain Palestina pada Juni 2006 dalam serangan lintas-batas ke Israel dari Jalur Gaza.

Suasana memanas dalam beberapa waktu terakhir ini antara Hamas dan Israel.

Israel meluncurkan serangan-serangan udara setelah orang-orang bersenjata yang kata Israel datang dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir membunuh delapan orang dalam serangan-serangan di sebuah jalan gurun pada Kamis (18/8/2011).

Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.

Bulan Juli terjadi kenaikan dalam serangan roket dan proyektil lain yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, mengakhiri bulan-bulan tenang setelah meletusnya kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bis sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.

Israel membalas serangan itu dengan gempuran udara yang menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina dalam kekerasan mematikan sejak ofensif 22 hari di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009.

Israel meluncurkan perang 22 hari itu dengan dalih untuk menghentikan serangan-serangan roket dan mortir.

Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa empat tahun lalu.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com