Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Sudah Sangat Kritis Sekarang

Kompas.com - 27/09/2011, 03:06 WIB

LONDON, Senin - Ketakutan akan krisis di zona euro dan AS menghantui pasar dalam tujuh pekan terakhir. Para investor melepas saham-saham dan komoditas dengan anggapan harga-harga akan anjlok. Kekacauan perekonomian tidak lagi disebabkan kebangkrutan usaha swasta, tetapi juga pemerintah.

Harga minyak, emas, dan tembaga terus berjatuhan karena kekhawatiran pasar tersebut. Pasar menilai, krisis di zona euro bisa memberikan efek domino kepada negara lain, yang juga terimbas lambat atau cepat. Harga saham dunia anjlok ke tingkat terendah dalam 14 bulan terakhir. Demikian juga kurs euro anjlok ke tingkat terendah dalam 10 tahun terakhir.

”Sekarang adalah hari-hari yang sangat kritis dan, dalam beberapa pekan ke depan, keadaan seperti tahun 2008 terulang kembali di mana hari-hari mengejutkan bermunculan,” kata Edward Meir, analis soal bursa berjangka dari MF Global.

”Perbedaannya sekarang adalah negara-negara yang justru menjadi pihak yang kesulitan dan bukan lagi sekadar perusahaan-perusahaan yang terancam ’meletus’,” kata Meir.

Negara, yang biasanya bisa diharapkan sebagai pengucur stimulus ekonomi, kini dihadapkan pada tumpukan utang yang terus menggunung. Hal inilah yang menjadi ancaman baru bagi perekonomian global.

Kekhawatiran global itu juga turut mengimbas Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan kembali turun 110,209 poin atau sekitar 3,22 persen menjadi 3.316,137 poin, Senin (26/9). Ini merupakan respons akibat belum menentunya penyelesaian krisis utang di Eropa. Semua sektor terimbas penurunan. Namun, saham di sektor pertambangan turun paling tajam, yakni 7 persen, akibat anjloknya harga komoditas.

Pelemahan indeks juga diikuti pelemahan kurs rupiah atas dollar AS. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, kurs rupiah berada di level 8.975 atau turun 240 poin dari penutupan pada akhir pekan lalu.

Tak bisa diyakinkan

Para pemimpin Eropa kembali mengeluarkan opini bahwa sejumlah langkah segera diluncurkan untuk mengatasi krisis. Namun, pasar sudah tidak yakin dengan program penyelamatan oleh pemerintah. Di Paris, Perancis, para menteri G-20 berjanji segera mengupayakan program penciptaan kesempatan kerja.

”Dengan ketiadaan aksi nyata untuk mengatasi beban utang, sebuah pernyataan umum semata tidak akan mampu meredakan kepanikan pasar,” kata Ric Spooner, analis dari CMC Markets di Sydney, Australia. ”Hingga kita mendapatkan sesuatu yang lebih konkret, barulah tekanan pasar bisa berkurang.”

Ucapan serupa dikatakan analis lain. ”Pertemuan G-20 atau Dana Moneter Internasional (IMF) telah menjadi berita utama, tetapi tidak akan menolong hingga mereka yang bertanggung jawab soal ekonomi bisa benar-benar mengatasi masalah ekonomi,” kata Patrick O’Hare dari Briefing.com. ”Sayangnya bursa saham tidak bisa diyakinkan para pemimpin ini dan juga oleh siapa pun.”

Selain masalah utang di zona euro, solusi atas tumpukan utang AS juga tak kunjung bisa diatasi oleh AS. China yang seharusnya bisa memberikan sedikit pertolongan juga mulai mengalami kelesuan ekspor akibat kelesuan ekonomi di zona euro dan AS.(Reuters/AP/AFP/MON/Ben)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com