Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas CIA di Kabul Diserang

Kompas.com - 26/09/2011, 08:52 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Sebuah kompleks gedung  yang digunakan oleh badan intelijen Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan, diserang, Minggu (25/9/2011).

Juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan Siddiq Siddiqui mengatakan, polisi mendengar suara tembakan "selama beberapa menit" dari kompleks Hotel Ariana tersebut pada sektiar pukul 21.15 waktu setempat.

"Polisi kami mendengar suara tembakan dari kompleks Ariana," kata Siddiqui. Ditambahkannya, aparat keamanan Afghanistan tidak bisa memasuki kompleks itu karena merupakan "wilayah pasukan koalisi" dan "tidak dalam jangkauan polisi".

Sumber di pemerintah Afghanistan menyebut kompleks Hotel Ariana itu digunakan oleh CIA.

Seorang pejabat di Washington membenarkan adanya serangan terhadap fasilitas yang digunakan AS di Kabul. Dikatakannya, "situasinya lancar dan investigasi sedang dilakukan."

Baik pihak CIA maupun Kedutaan Besar AS di Kabul menolak berkomentar tentang insiden tersebut.

Sementara itu Mayor Jason Waggoner, juru bicara International Security Assistance Force (ISAF) yang dipimpin NATO di Kabul, membenarkan adanya "adanya tembakan" dekat hotel itu. Namun dia tidak memberi penjelasan lebih lanjut.

Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di ibukota Afghanistan tersebut. Pada 13 September lalu, terjadi serangan dengan target Kedubes AS yang berlangsung selama 19 jam dan pembunuhan terhadap mantan presiden Burhanuddin Rabbani.

Washington menuding kelompok Haqqani yang mendukung Al Qaeda terlibat dalam serangan terhadap kedubes itu. Serangan-serangan itu kian meningkatkan ketegangan hubungan AS-Pakistan.

Seorang petinggi militer AS Laksmana Mike Mullen, Kamis (22/9/2011), secara langsung menuduh badan intelijen Pakistan mendukung jaringan Haqqani.

Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani mengatakan, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan AS justru menguntungkan kelompok-kelompomk militan.

Jaringan Haqqani memiliki setidaknya 2.000 anggota. Kelompok ini beroperasi secara terpisah dengan Taliban. Namun mereka secara politik akan mengikuti apapun kesepakatan damai yang diambil Taliban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com