Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abbas Resmi Minta PBB Akui Palestina

Kompas.com - 24/09/2011, 03:15 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Waktunya telah tiba bagi "Revolusi Palestina"  untuk bergabung dengan "Revolusi Arab" dalam membentuk kembali Timur Tengah. Begitulah kata Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, di muka Majelis Umum PBB, Jumat (23/9/2011), dalam sebuah permintaan bersejarah ke badan dunia itu untuk mengakui negara Palestina sebagai anggota penuh.

"Rakyatku berkehendak menggunakan hak mereka untuk menikmati kehidupan normal seperti manusia lainnya," kata Abbas.

Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang kemudian juga berpidato di Majelis Umum, mengatakan, rakyat Palestina sedang mencari sebuah "negara tanpa kedamaian" yang, kata dia, akan terus mengancam keamanan negara kecilnya. Netanyahu mengatakan, Palestina tidak hanya bersenjatakan "harapan dan impian," sebagaimana dikemukakan Abbas dalam pidatonya. Untuk mewujudkan negara Palestina, Abbas, kata Netanyahu, juga menambahkan "10.000 rudal, dan roket Grad yang dipasok oleh Iran, belum lagi banjir senjata mematikan ke Gaza."

"Palestina pertama harus membuat perdamaian dengan Israel, baru kemudian meraih negara mereka," kata Netanyahu lagi.

Pidato Abbas mendapat sambutan dari warga Palestina yang menyaksikan pidato itu di sebuah televisi layar besar di alun-alun kota Ramallah, di Tepi Barat. Mereka menyambut berita itu dengan sorak-sorai, menyanyi dan menari.

Beberapa saat setelah menyerahkan surat resmi yang meminta keanggotaan penuh PBB, Abbas mengatakan, Israel terus menghalangi perdamaian, sehingga sudah waktunya bagi PBB untuk bertindak. "Kami bercita-cita untuk dan mencari peran yang lebih besar dan lebih efektif di PBB dalam bekerja mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif di wilayah kami yang menjamin hak-hak asasi nasional sah dan tercabutkan rakyat Palestina," kata Abbas, yang disambut dengan panjang tepuk tangan ketika ia menuju ke mimbar.

Demonstrasi massal direncanakan akan berlangsung di New York dan diperkirakan akan terjadi juga di seluruh Timur Tengah. Kedutaan Besar AS di seluruh wilayah itu telah memperingatkan warganya untuk menghindari demonstrasi-demontrasi itu dengan mengatakan bahwa aksi-aksi itu bisa berubah menjadi kekerasan.

Di Yerusalem, kehadiran polisi terlihat meningkat. Militer telah menyiagakan peralatan untuk mengontrol kerusuhan yang mungki akan terjadi. Menjelang pidato itu, para pemuda Palestina melemparkan batu-batu dan botol ke pasukan keamanan Israel di sebuah pos pemeriksaan keamanan di Tepi Barat yang menuju ke Yerusalem. Tidak ada yang cedera dalam peristiwa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com