Pidato Ahmadinejad menjadi warna tersendiri pada Sidang Majelis Umum PBB yang sebelumnya didominasi upaya Palestina mendapat pengakuan sebagai negara merdeka. Wartawan Kompas
Abbas dijadwalkan berpidato pada urutan ke-11 setelah Presiden Sudan Selatan. Pada pidatonya ini, Abbas akan menyampaikan secara resmi keinginan Palestina menjadi anggota penuh PBB. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga dijadwalkan tampil pada forum yang sama, di urutan ke-14.
Ahmadinejad berpidato di forum Sidang Umum PBB dengan penuh semangat. Dari podium, dia menuding Barat ”memperlemah sejumlah negara dengan intervensi militer, menghancurkan infrastruktur, dan menjarah sumber kekayaan alam hingga membuat mereka tergantung”.
Pemimpin Iran itu mengulangi komentarnya berisi keraguan terhadap asal mula holocaust dan serangan bom pada 11 September 2001. Ia mengkritik AS karena lebih memilih membunuh Osama bin Laden daripada menyeretnya ke pengadilan. Holocaust Barat itu tidak lain adalah untuk membayar ”uang tebusan kepada Zionis”. ”Maksud ’kejam’ Barat memicu perang dan krisis keuangan,” kata Ahmadinejad.
Dua diplomat AS, yang mengkhususkan diri pada masalah Timur Tengah, langsung meninggalkan sidang. Langkah itu diikuti para diplomat atau utusan lebih dari 30 negara. Mereka termasuk 27 anggota Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Somalia, Liechtenstein, Monako, San Marino, dan Makedonia. Israel memboikot pidato Ahmadinejad. Boikot oleh 27 anggota Uni Eropa dilakukan secara terkoordinasi.
Dengan gaya retoris, Ahmadinejad menanyakan, siapa yang mendukung pemerintahan diktator militer di Asia, Afrika, dan Amerika Latin? Siapa yang menggunakan serangan 11 September sebagai alasan untuk menyerang Afganistan dan Irak? Siapa yang bertanggung jawab atas resesi ekonomi dunia?
Ahmadinejad memang tidak secara eksplisit menyebut AS sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannya. Namun, dia menyebutkan bahwa AS dan negara Eropa lainnya diperintah dengan rasa iri serta ingin selalu melakukan serangan militer.
Bukan sekali ini saja Ahmadinejad membuat orang keluar dari ruang sidang. Tahun lalu, dia juga memancing reaksi serupa dengan mengatakan, dia percaya sebagian besar warga AS yakin Pemerintah AS berada di balik tragedi 11 September 2011 dalam upaya menyelamatkan Israel.