Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Bersepeda Serentak di 100 Kota

Kompas.com - 23/09/2011, 10:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan pesepeda dari sejumlah komunitas sepeda di sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi bergerak mengarah ke Tugu Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (23/9/2011) pagi. Mereka berkumpul untuk kampanye bersepeda dalam rangka Bike to Work Day 2011.

Sejumlah anggota komunitas sepeda bersiap di setiap titik kumpul untuk acara yang dilakukan serentak di 100 kota se-Indonesia ini. Kompas Gramedia Cyclist, misalnya, berkumpul di pelataran pusat perbelanjaan FX pukul 06.15.

Dari FX, komunitas yang menyertakan puluhan pesepeda ini bergerak menuju Monas. Monas menjadi titik kumpul seluruh pesepeda di Jakarta dan sekitarnya untuk kegiatan kampanye ini.

Ketua Umum Bike to Work Indonesia Toto Sugito menjelaskan, Kamis, sebelum kegiatan, kampanye bersepeda akan dimulai dari Monas menuju Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Titik akhir di Kementrian Pemuda dan Olahraga," ujarnya.

Kegiatan Bike to Work Day 2011 merupakan kegiatan kampanye bersepeda sebagai moda transportasi jarak pendek. Selain sehat dan hemat, bersepeda juga kerap lebih cepat untuk jarak pendek.

Menembus macet Jakarta

Perjalanan dari Monas menuju pelataran Kementerian Pemuda dan Olahraga ditempuh beriringan menembus kemacetan. Macet menjadi kesempatan baik untuk berkampanye penggunaan sepeda.

Sekitar 30 menit, ratusan pesepeda melintasi Jalan Thamrin-Sudirman dan berputar di Jembatan Layang Semanggi menuju kawasan Senayan. Pukul 08.00, seluruh peserta sudah tiba di pelataran Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Setelah sejenak beristirahat dan silaturahim, Toto mengajak kampanye bersepeda terus dilakukan. "Jakarta tidak macet kalau kita naik sepeda," ujarnya.

Sejumlah peserta tersenyum sambil membasuh keringat. Bersepeda akan makin nyaman dan menjadi aktivitas massal jika jalur sepeda disediakan di jalan-jalan. 

"Mari berbagi ruas jalan juga untuk pesepeda," ujar Agus (47), peserta yang bersiap kembali ke tempatnya bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com