Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunisia Tangkap Mantan PM Libya

Kompas.com - 23/09/2011, 06:03 WIB

TUNIS, KOMPAS.com Tunisia, Kamis (22/9/2011), mengatakan, negara itu telah menangkap dan memenjarakan Baghdadi al-Mahmudi, Perdana Menteri Libya (PM Libya) di bawah pemimpin Libya Mommar Khadafy.

Mahmudi, salah satu pembantu paling senior Khadafy yang telah ditahan hingga kini, telah dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena masuk secara tidak sah ke Tunisia. Hal itu disampaikan seorang juru bicara Kementerian Kehakiman Tunisia. Baghdadi ditangkap pada hari Rabu dan tampil di hadapan penuntut negara di Tozeur, sekitar 450 kilometer di selatan Tunis, ketika ia dijatuhi hukuman enam bulan penjara, yang akan berlaku segera. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tunisia, Hichem Meddeb, mengatakan, Mahmudi ditangkap bersama dua orang lainnya pada hari Rabu di dekat perbatasan Aljazair, saat melakukan perjalanan dalam sebuah kendaraan roda empat.

Aljazair memiliki hubungan yang sangat dingin dengan penguasa baru Libya dan memberikan perlindungan pada istri dan tiga anak Khadafy.

"Mereka ditangkap karena tidak memiliki izin masuk Tunisia," kata Meddeb, yang menambahkan bahwa penangkapan Mahmudi tidak tertkait dengan perannya dalam rezim Khadafy. "Sejauh yang kami perhatikan, ada warga asing yang masuk Tunisia secara tidak sah," kata Meddeb, yang tidak dapat mengatakan apakah orang-orang itu datang dari Aljazair atau sebenarnya menuju ke sana (Tunisia).

Tunisia yang diperintah oleh pemerintah sementara sejak jatuhnya Presiden Zine el Abidine Ben Ali pada Januari lalu baru mengakui secara resmi Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya pada 21 Agustus pada hari-hari menjelang berakhirnya rezim Khadafy. Tetangga Libya itu sebelumnya menjalankan sikap netral terhadap pihak-pihak yang berperang di Libya, sementara menerima kira-kira 700.000 pengungsi yang melarikan diri dari konflik.

Pada 7 September, seorang anggota lain dari lingkaran dalam Khadafy, Khouildi Hamidi, ditahan dalam waktu singkat di bandara Tunis karena masuk Tunisia secara tidak sah. Ia diperkirakan akan naik pesawat menuju Casablanca, Maroko. Menurut pengacara Hamidi, Abdelbasset Baouhouli, kepada AFP, Kamis, sebuah pengadilan memperkirakan bahwa ia mungkin akan dipenjara selama setahun. Namun proses penahanan itu dikesampingkan. Ia menambahkan, pengacara memiliki 10 hari untuk naik banding ke pengadilan yang lebih tinggi.

Baouhouli juga mengatakan, paspor Hamidi telah dikembalikan, dan pada saat ini ia tidak dicegah untuk melakukan perjalanan. Hamidi merupakan salah satu orang dalam peristiwa kudeta 1969. Ia menyaksikan Khadafy naik ke tampuk kekuasaan. Sejak rezimnya mulai runtuh di bawah tekanan pemberontak, banyak pejabat senior dalam rombongannya membelot atau melarikan diri dan sering transit melalui Tunisia, yang berdekatan dengan Libya.

Orang nomor dua NTC, Mahmoud Jibril, yang mengunjungi Tunisia pada awal September, telah membicarakan faktor keamanan dengan pemimpin sementara Tunisia, Beji Caid Esebsi, dan menekankan perlunya kerja sama di antara kedua negara itu. NTC mengatakan bahwa mereka ingin mengadili para pejabat bekas rezim di Libya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com