Jakarta, Kompas
Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Mulya E Siregar mengemukakan, teknologi memudahkan jasa pembayaran dan aktivitas usaha berkaitan dengan transaksi waktu nyata (real time). ”Ini menjadi salah satu modal utama melayani nasabah untuk mempertahankan dan meraih pangsa pasar perbankan syariah yang besar,” kata Mulya dalam Seminar Masyarakat Ekonomi Syariah di Bank Permata, Jakarta, Rabu (21/9).
Penyiapan teknologi yang memadai dan jaringan terintegrasi ini membutuhkan dana yang cukup besar. Padahal, perbankan syariah di Indonesia masih kecil sehingga dana untuk teknologi informasi tidak sebesar perbankan konvensional. Aset bank syariah terbesar di Indonesia kurang dari Rp 40 triliun. Aset bank syariah terbesar di Malaysia sekitar 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 170 miliar.
Head of Syariah Banking Bank Permata Achmad K Permana menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, bank syariah harus memiliki keunggulan seperti halnya bank konvensional.
”Bank Permata memilih mengembangkan teknologi yang inovatif untuk bersaing di pasar perbankan syariah,” kata Achmad.