KABUL, KOMPAS.com - Mantan Presiden Afganistan yang juga tokoh perdamaian Afganistan, Burhanuddin Rabbani, tewas seketika setelah seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di hadapannya, Selasa (20/9/2011) malam. Peristiwa tragis itu terjadi di rumah Rabbani, yang terletak di kawasan kantor perwakilan diplomatik yang dijaga ketat di ibu kota Afganistan, Kabul.
Kepala Departemen Penyelidikan Kriminal Kepolisian Kabul Mohammed Zahir mengatakan, dua orang yang mengaku mewakili pihak gerilyawan Taliban datang ke rumah Rabbani untuk melanjutkan perundingan damai. Salah satu di antaranya kemudian mendekati Rabbani dan meledakkan bom yang ia sembunyikan di dalam serbannya.
Rabbani dan empat pengawalnya tewas seketika, sementara seorang ajudannya yang bernama Masoom Stanekzai menderita luka parah dan masih dirawat di rumah sakit. "Rabbani telah mati syahid," kata Zahir.
Presiden Afganistan Hamid Karzai memutuskan memperpendek kunjungannya ke AS setelah mendengar kabar tewasnya tokoh yang sangat dihormati ini. Karzai menunjuk Rabbani sebagai Ketua Dewan Tinggi Perdamaian, Oktober 2010, dengan tugas menjembatani perundingan damai dengan pihak pemberontak Taliban.
"Ini adalah pukulan telak bagi proses perdamaian dan kehilangan yang sangat besar bagi Afganistan. Profesor Rabbani adalah pemimpin spiritual yang sangat berpengaruh, dan telah berhasil menarik para pejuang Taliban ke proses perdamaian ini," ungkap Sadiqa Balkhi, seorang anggota Dewan Tinggi Perdamaian.
Rabbani adalah salah satu pemimpin pejuang Mujahidin yang disegani saat memimpin perlawanan terhadap pasukan pendudukan Uni Soviet pada era 1980-an. Ia kemudian menjadi Presiden Afganistan periode 1992-1996, sebelum digulingkan kelompok Taliban.
Setelah terguling, ia memimpin Persekutuan Utara (Northern Alliance), yang melawan rezim Taliban.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi hanya sepekan setelah Taliban melancarkan serangan bersenjata ke kawasan perwakilan diplomatik di Kabul selama 20 jam. Lima polisi dan 11 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.
Sumber: AFP/AP/Reuters
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.