Sebagai presiden perusahaan kereta api, tulis Junanto, Nakajima merasa bertanggung jawab atas keselamatan seluruh penumpang kereta. Sejak kecelakaan tersebut, Nakajima lebih banyak berdiam diri. Ia seperti merasa bersalah dan tertekan karena tanggung jawabnya sebagai presiden perusahaan. Hal itu disampaikan oleh wakilnya di JR Hokkaido, Hirohiko Kakinuma.
Menurut Junanto, sebenarnya kecelakaan kereta tersebut bukanlah kecelakaan besar (major accident). Para korban juga tidak mengalami luka serius. Tragedi itu berawal saat kereta api JR Sekisho Line dari Hokkaido Railway Co (JR Hokkaido) yang salah satu gerbongnya keluar dari rel di wilayah Shimukappumura, bagian utara Jepang. Kereta pun melakukan penghentian darurat di dalam terowongan Daiichi Niniu. Saat berhenti, asap tebal muncul menutupi terowongan dan gerbong.
Menurut buku manual perkeretaapian Hokkaido, penumpang perlu dievakuasi apabila terdapat api. Namun, karena masinis tidak melihat adanya api, penumpang belum dievakuasi. Pintu gerbong pun belum dibuka. Meski kemudian penumpang dievakuasi, langkah tersebut dinilai terlambat karena mengakibatkan sekitar 35 orang mengalami luka ringan dan sesak napas akibat menghirup asap. "Tidak ada korban meninggal dalam tragedi tersebut," tulis Junanto.
Bagaimana Kementerian Transportasi Jepang bereaksi atas kejadian ini? Apa pesan dan bunyi surat Nakajima kepada karyawannya sebagai bukti tanggung jawabnya sebelum melakukan bunuh diri?
Inilah pesan tertulis Nakajima sebelum ia melakukan bunuh diri!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.